Senin, 19 Desember 2011

PERAN, FUNGSI, DAN JENIS KURIKULUM


A. Peran dan Fungsi Kurikulum
Pemaknaan terhadap istilah kurikulum sangat beragam, tergantung pada konteks apa kurikulum dimaknai. Terlepas dari konteks perbedaan istilah tersebut, pada hakikatnya kurikulum disusun atau dibuat dengan maksud memberikan pedoman dan arah yang tepat dalam proses pembelajaran guna mencapai tujuan pendidikan, baik tujuan secara global, nasional, regional maupun lokal. Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum. Oleh karena itu, kurikulum menempati peran utama dalam upaya mencapai tujuan pendidikan.
Sebagai salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan, Oemar Hamalik (dalam Sanjaya, 2008: 12) menyebutkan bahwa paling tidak kurikulum itu memiliki tiga peran, yaitu :
1. Peran Konservatif, yaitu peranan kurikulum untuk mewariskan, mentransmisikan, dan menafsirkan nilai-nilai sosial dan budaya masa lampau yang tetap eksis dalam masyarakat. Nilai-nilai tersebut tentu merupakan nilai-nilai positif dan bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik di masa yang akan datang. Sekolah sebagai pranata sosial harus dapat mempengaruhi dan membimbing tingkah laku peserta didik sesuai dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional.
2. Peran Kritis dan Evaluatif, yaitu peranan kurikulum untuk menilai dan memilih nilai-nilai sosial-budaya yang akan diwariskan kepada peserta didik dengan kriteria tertentu. Asumsinya adalah nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat akan selalu berubah dan berkembang. Perubahan dan perkembangan nilai-nilai tersebut belum tentu relevan dengan karakteristik budaya bangsa kita, yaitu bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang tidak relevan tentu harus dibuang dan diganti dengan nilai-nilai budaya baru yang positif dan bermanfaat. Disinilah peran kritis dan evaluatif kurikulum sangat diutamakan. Jangan sampai peserta didik terkontaminasi oleh nilai-nilai budaya asing yang bertentangan dengan Pancasila.
3. Peran Kreatif, yaitu peranan kurikulum unruk menciptakan dan menyusun kegiatan-kegiatan yang kreatif dan konstruktif sesuai dengan perkembangan peserta didik dan kebutuhan masyarakat. Kurikulum harus dapat mengembangkan semua potensi yang dimiliki peserta didik melalui berbagai kegiatandan pengalaman belajar yang kreatif, efektif, dan kondusif. Selain itu, kurikulum juga harus dapat merangsang pola berfikir dan pola bertindak peserta didik untuk menciptakan sesuatu yang baru sehingga bermanfaat bagi dirinya, keluarga, bangsa, dan negara.
Wina Sanjaya (2008:12) juga menegaskan bahwa “dalam proses pengembangan kurikulum ketiga peran tersebut harus berjalan seimbang. Sesuai dengan peran yang harus “dimainkan” fungsi kurikulum dalam proses pendidikan adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan”. Hal ini berarti bahwa sebagai alat pendidikan, kurikulum mamiliki bagian-bagian atau komponen-komponan penting yang saling berkaitan, berinteraksi dalam rangka dukungannya untuk mencapai tujuan pendidikan seperti tampak pada bagan dibawah ini yang diadaptasi dari B.S.M. Gatawa dalam bukunya The Politics of the School Curriculum: An Introduction. (1990: 11).





.



Maka dari itu, lanjut Wina Sanjaya (2008:12) bahwa “isi kurikulum harus sejalan dengan tujuan pendidikan itu sendiri”. Dilihat dari cakupan tujuannya menurut McNcil (dalam Sanjaya, 2008:12) isi kurikulum memiliki empat fungsi yaitu;
1. Fungsi pendidikan umum (common and general education)
Fungsi pendidikan umum (common and general education) yaitu fungsi kurikulum untuk memapersiapakan peserta didik agar mereka menjadi anggota masyarakat yang bertanggungjawab sebagai warga negara tyang baik dang bertanggu ngjwab makja dari itu kurikulum harus memberikan pengalaman belajar kepada setiap peserta didik agar mamapu mengintegralisasikan nilai-nilai dalam kehidupan, memahami hak dan kewajiban sebagai anggoota masyarakat dan mahluk sosial. Dengan demikain, fungdi kurikulum ini harus diikuti oleh setiap siswa pada jenjang level atu jenis pendidikan manapun.
2. Suplementasi (supplementation)
Setiap peserta didik memiliki perbedaan baik dari segi intelektualnya, mentalnya, fisik, bakat, minat sert apotensi yang mereka miliki, maka dari itu kurikulum sebagai alat pendidiakn seharus mampu mengakomodir itu semua sehingga mampu memberikan pelayanan kepada peserta didik berdasarkan perbedaaan yang mereka miliki dengan demikan setiap anak didik berkesempatan menambah kemampuan dan wawasan yang lebih baik sesuai dengan minat, bakart serta potensi yang dimilikinya, artinya semua peserta didik mendapatkan layanan yang optimal.
3. Eksplorasi (esploration)
Pada fungsi ini kurikulum harus dapat menemukan dan mengembangkan minat, bakat dan potensi siswa. Melalui fungsi ini diharapkan anak berkembang dan belajar tanpa danya paksaan. Namun demikian proses ekplorasi minat,bakat dan potensi siswa ini bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, sehingga pada banayak kasus anak menjadi korban pemaksaan orang tua hanya karena alasan-alasan tertentu yang tidak rasioanal, semestinya orang tua dalam hal ini mengarahkan anak yang sesuai dengan bakat, minat serta potensi yang dimilikinya.
4. Keahlian (specialization)
Kurikulum berfungsi mengembangkan kemampuan peserta didik yang sesuai dengan keahliannya berdasarkan minat, bakat serta potensi yang mereka miliki. Dengan demikian kurikulum harus memberikan pilihan berbagai bidang keahlian yang pada akhinya setiap peserta didik memiliki keterampilan-keterampilan sesuai dengan bidang spesialisasinya dalam hal ini hendaknya pengembangan kurikulum melibatkan para spesialis untuk menentukan kemampuan apa yang harus dimiliki oleh setiap siswa sesuai dengan bidang keahliannya
Dari keempat fungsi diatas, kurikulum berfungsi untuk setiap orang atau lembaga yang berhubungan baik langsung mapun tidak langsung dengan penyelenggaraan pendidikan. Untuk itu, fungsi kurikulum dapat ditinjau dalam berbagai perspektif, antara lain sebagai berikut.
1. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah
Bagi kepala sekolah kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk mengatur dan membimbing kegiatan sehari-hari di sekolah, baik kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, maupun kokurikuler.
2. Fungsi Kurikulum bagi Guru
Bagi guru kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Dalam praktik, guru merupakan ujung tombak pengembangan kurikulum sekaligus sebagai pelaksana kurikulum. Guru juga sebagai faktor kunci (key factor) dalam keberhasilan kurikulum. Bagaimanapun baiknya suatu kurikulum disusun, pada akhirnya akan sangat bergantung pada kemampuan guru di lapangan. Efektivitas suatu kurikulum tidak akan tercapai, jika guru tidak dapat memahami dan melaksankan kurikulum dengan baik sebagai pedoman dalam proses pembelajaran.
3. Fungsi Kurikulum bagi Siswa
Bagi siswa sendiri, kurikulum berfunsi sebagai pedoman belajar, melalui kurikulum siswa dapat memahami apa tujuan yang hendak di capai, isi atau bahan pelajaran apa yang harus dikuasai dan pengalaman belaajr apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujaun , ada enanm fungsi kurikulum untuk siswa menurut Alexsander Inglis (Dalam hamalik, 1990) yaitu;
a Fungsi penyesuaian (the adjustive or adaptive function) kurikulum diharapkan dapat mengantarkan siswa agar mampu menyesuaikan diri dalam kehidupan sosial masyarakat.
b Fungsi integrasi (the integrating function) agar kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa dapat berkembang secara utuh.
c Fungsi diferensiasi (the differenting function) diharapkan kurikulum dapat melayani peserta dengan segala perbedaan dan keunikan yang dimilikinya
d Fungsi persiapan (the propaedeutic function), pada fungsi ini kurikulum harus memberikan pengalaman belajar pada peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan untuk kehidupan di masyarakat.
e Fungsi pemilihan (the selective function), kurikulum harus memberikan kesempatan bagi setiap siswa untuk belajar sesuai dengan bakat, minat serta potensi yang dimilikinya
f Fungsi diagnostik (the diagnostic function) adalah untuk mengenal berbagai kelemahan dan kekuatan siswa.
4. Fungsi Kurikulum bagi Pengawas
Bagi para pengawas, fungsi kurikulum dapat dijadikan sebgai pedoman, patokan, atau ukuran dalam membimbing kegiatan guru di sekolah. Kurikulum juga dapat digunakan pengawas untuk menetapkan hal-hal apa saja yang memerlukan penyempurnaan atau perbaikan dalam usaha pengembangan kurikulum dan peningkatan mutu pendidikan.
5. Fungsi Kurikulum bagi Orangtua/Masyarakat
Bagi masyarakat, kurikulum dapat memberikan pencerahan dan perluasan wawasan pengetahuan dalam berbagai bidang kehidupan. Melalui kurikulum, masyarakat dapat mengetahui apakah pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang dibutuhkannya relevan atau tidak dengan kurikulum sekolah. Orangtua juga perlu memahami kurikulum dengan baik, sehingga dapat dijadikan bahan untuk memberikan bantuan, bimbingan, dan fasilitas lainnya agar anak mencapai hasil belajar yang lebih optimal.
6. Fungsi Kurikulum bagi Setiap Jenjang Pendidikan
a. Fungsi kesinambungan, yaitu sekolah pada tingkat yang lebih atas harus mengetahui dan memahami kurikulum sekolah yang ada dibawahnya, sehingga dapat dilakukan penyesuaian kurikulum.
b. Fungsi penyiapan tenaga kerja, yaitu apabila sekolah tertentu diberi wewenang mempersiapkan tenaga-tenaga terampil, maka sekolah sekolah tersebut perlu mempelajari apa yang diperlukan oleh tenaga terampil, baik mengenai kemampuan akademik, kecakapan atau keterampilan, kepribadian maupun hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sosial.
7. Fungsi Kurikulum bagi Pemakai Lulusan
Biasanya pemakai lulusan (instansi/perusahaan) selalu melakukan seleksi yang ketat dalam penerimaan calon tenaga kerja. Studi kurikulum akan banyak membantu pemakai lulusan dalam menyeleksi calon tenaga kerja yang andal, energik, disiplin, bertanggung jawab, jujur, ulet, tepat, dan berkualitas. Seleksi dalam bentuk apapun tidak akan membawa arti apa-apa jika instansi/perusahaan tidak mempelajari terlebih dahulu kurikulum yang telah ditempuh oleh para calon tenaga kerja. Bagaimanapun, kadar pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang dimiliki calon tenaga kerja merupakan produk dari kurikulum yang ditempuhnya.
B. Jenis-Jenis Kurikulum
Beragamnya pandangan yang mendasari pengembangan kurikulum memunculkan terjadinya keragaman dalam mengorgansiasikan kurikulum. Berikut ini beberapa jenis kurikulum yang ditinjau dari beberapa aspek.
1. Ditinjau dari konsep dan pelaksanaannya, kita mengenal beberapa istilah kurikulum sebagai berikut:
a Kurikulum ideal, yaitu kurikulum yang berisi sesuatu yang ideal, sesuatu yang dicita-citakan sebagaimana yang tertuang di dalam dokumen kurikulum
b Kurikulum aktual, yaitu kegiatan-kegiatan nyata yang dilakukan dalam proses pembelajaran atau yang menjadi kenyataan dari kurikulum yang direncanakan, sebagaimana dimuat dalam dokumen kurikulum. Kurikulum aktual ini seyogianya sama dengan kurikulum ideal, atau sekurang-kurangnya mendekati kurikulum ideal, meskipun tak mungkin sama dalam kenyataannya.
c Kurikulum tersembunyi (hidden curriculum), yaitu segala sesuatu yang mempengaruhi peserta didik secara positif ketika mempelajari sesuatu. Pengaruh itu mungkin dari pribadi guru, peserta didik itu sendiri, suasana pembelajaran, dan sebagainya. Kurikulum tersembunyi ini terjadi ketika berlangsungnya kurikulum ideal atau kurikulum aktual. Kurikulum tersembunyi ini sangat kompleks, sukar diketahui, dan dinilai.
2. Berdasarkan struktur dan materi mata pelajaran yang diajarkan, kurikulum dapat dibedakan menjadi:
a Kurikulum terpisah-pisah (separated curriculum), kurikulum yang mata pelajarannya dirancang untuk diberikan secara terpisah-pisah. Misalnya, mata pelajaran sejarah diberikan terpisah dengan mata pelajaran geografi, dan seterusnya.
b Kurikulum terkorelasi (corelated curriculum), kurikulum yang bahan ajarnya dirancang dan disajikan secara terkorelasi dengan bahan ajar yang lain. Korelasi diadakan sebagai upaya untuk mengurangi kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisahan mata pelajaran. Prosedur yang ditempuh ialah menyampaikan pokok-pokok bahasan yang saling berhubungan guna memudahkan siswa memahami pelajaran tersebut.
c Kurikulum terpadu (integrated curriculum), kurikulum yang bahan ajarnya diberikan secara terpadu. Integrated curriculum meniadakan batas-batas antara berbagai¬-bagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan. Yang penting bukan hanya bentuk kurikulum ini, akan tetapi juga tujuannya. Dengan kebulatan bahan pelajaran diharapkan dapat membentuk anak-anak menjadi pribadi yang inte¬grated, yakni manusia yang sesuai atau selaras hidupnya dengan sekitarnya. Orang yang "integrated" hidup dan harmoni dengan lingkungannya. Kelakuannya harmonis dan ia tidak senantiasa ter¬bentur pada situasi-situasi yang dihadapinya dalam hidupnya. Apa yang diajarkan sekolah disesuaikan dengan kehidupan anak di luar sekolah. Pelajaran membantu anak dalam menghadapi masalah¬-masalah kehidupan di luar sekolah..
3. Berdasarkan pengembangnya dan penggunaannya, kurikulum dapat dibedakan menjadi:
a Kurikulum nasional (national curriculum), yakni kurikulum yang disusun oleh tim pengembang tingkat nasional dan digunakan secara nasional.
b Kurikulum negara bagian (state curriculum), yakni kurikulum yang disusun oleh masing-masing negara bagian, misalnya di masing-masing negara bagian di Amerika Serikat.
c Kurikulum sekolah (school curriculum), yakni kurikulum yang disusun oleh satuan pendidikan sekolah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum sekolah. Kurikulum sekolah lahir dari keinginan untuk melakukan diferensiasi dalam kurikulum.
Sumber Rujukan:
Arifin, Zainal.(2010). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Gatawa, B. S. M. (1990). The Politics of the School Curriculum: An Introduction. Harare: Jongwe Press.
Sanjaya, Wina.(2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
__________.(2007). Kajian Kurikulum dan Pembalajaran. Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI.
Suryosubroto, B.(2005). Tatalaksana Kurikulum. Jakarta : Rineka Cipta.

Penginapan Murah di Bandung


Data Penginapan dan Hotel Murah Bandung


1. Hotel Utari di Jl. ir. H. Juanda No. 50 telp 022-4206810
2. Cherry Home Residence murah dan bersih, no telp.nya 022-202 1628, di daerah pasteur....
3. Caryota hotel di daerah sukajadi, tepatnya seberang MOOIII outlet dan sederetan Tomodachi...tempatnya enak, bersih, lumayan minimalis cozy ratenya 175 rb up to 300 rb
4. Bapelkes, Jl.Pasteur, tepat di depan RSHS. Tarifnya kalau nggak salah Rp 75rb/malam/kamar. Kamarnya macam-macam, ada yang sekamar 2 ranjang single sampai 6 ranjang tapi tarifnya sama aja, ada kamar mandi di dalam. Kalau nggak dipakai pelatihan, biasanya selalu ada kamar kosong pas weekend. Setau saya, nggak bisa pesan via telp, jadi harus datang langsung.
5. Permata bidakara, lumayan bersih n murah, kamarnya pun besar (booking via travel agent)
6. Wisma Telkom (Jl. Geger Kalong, 100m dr Enhai)
Disitu cuma 150 rb/malam/kamar (1 kamar ada 3 single bed & K.mandi) tempatnya bersih, walaupun ga ada ac, air panas & tv. krn kl aku k bandung, hotel itu cm
buat tidur aja (kan bnyk jalan2 keluarnya...) Udah gitu strategis bgt, ke Jl.
setiabudi cm 5 mnt, ke rmh strawberry /Fame jg deket. Wisma Telkom itu tmpt pelatihan murid2 STT telkom, tp jarang dipake. Kalo lg ga ada training, memang disewakan buat tamu hotel. Telp aja dulu ke 022-2014508 ext. 2715 / 0813-20450465 (Bp. Nurjana)
7. Marala - Pelajar Pejuang 45/114-116
Telp: (022) 7307946
Weekday Std Rp 225,000, Deluxe Rp 300,000
Weekend Std Rp 250,000, Deluxe Rp 300,000
8. Narpati - Pelajar Pejuang 33-35
Telp: (022) 7303376
Weekday Std Rp 165,000, Sup Rp 210,000
Weekend Std Rp 170,000, Sup Rp 225,000
9. Nyland - Cijagra 76-78 –
Telp. (022) 7317388
Std Rp 186,000
10.Rinjani - Pelajar Pejuang 45-92A –
Telp: (022) 7305339
Non AC Rp 100,000, AC Rp 130,000
11. Sepuluh - Pelajar Pejuang 45/89 Telp: (022) 7303097
12. Buah Batu 81B Telp: (022) 7306153
AC Rp 165,000, Family Rp 185,000
13. Lingga - Soekarno Hatta 464 Telp: (022) 7562981
Rp 225,000 (2org) / Rp295,000 (3org) / Rp330,000 (4org)
14. Hotel Karmila No. tlp 022-4206175
15. Bukit Dago Hotel - 022 2504244
Weekend std = Rp121.000 net (u/ b2)
Weekend Superior A = Rp219.000 (u/b4)
Weekend Superior B = Rp165.000
16. Hotel tel samudra di cihampelas 155rb/malem. .kamarnya bersih & kamar mandinya jg bersih (sayang ga ada air panas) pelayanan & fasilitasnya jg oke untuk hotel melati.
17. Puri Tomat di Dago (seberangnya hotel jayakarta) jg oke.
Jl. Ir. H. Juanda 420, Bandung Telp. (022) 2501746
Harga variatif, ada yg 145rb jg. kamar & kamar mandinya bersih. Dapet welcome drink juice tomat dan breakfast.
Di puri tomat juga ada kamar yang harganya 70rb-an tapi not recommended lah! Jauh bgt kualitasnya sama yg harganya 100an.
18. Wisma Gandapura Jl. Laks L RE Martadinata 120 (jl Riau) Telp. 022-7231200
Tempatnya di seberang taman pramuka , kamarnya bersih dan murah. Dari ini mau ke primarasa, bawean, ke outlet sepanjang riau
19. Hotel Mutiara
Kamar
Akomodasi unit dilengkapi dengan kamar mandi pribadi dengan air panas dan dingin, TV dengan saluran lokal dan satelit, lemari es dan kopi-dan fasilitas pembuat teh. Ia memiliki semua kebutuhan dasar untuk menjamin tetap menyenangkan dan nyaman.
Restoran
Menawan Mutiara's Tiara Cafe tersedia untuk menjawab panggilan 24 / 7. Nikmati beragam Continental, Eropa dan masakan Indonesia.
Rate Rp. 289.489,-
Jl. Kebon Kawung No. 60-62 Bandung 40171
Telp. +62 22 4200333
Email. info@mutiarahotel.com
20. Hotel Trio
Trio Hotel terletak di Bandung menjadikannya salah satu hotel terbaik untuk tinggal sementara di kota. Dengan kenyamanan para tamu, masing-masing dari 100 kamar di hotel ini dirancang dengan baik dan lengkap untuk memenuhi tuntutan wisatawan perusahaan dan liburan mencari akomodasi yang unik di Bandung. Dalam kamar fasilitas termasuk penyejuk udara, meja, televisi, shower, balkon / teras, satelit / fasilitas TV.The kabel dan layanan yang ditawarkan di akomodasi Bandung termasuk layanan kamar 24 jam, bar / pub, layanan laundry / dry cleaning, fasilitas rapat, restoran. Hotel ini menawarkan kolam renang, taman untuk memberikan kenikmatan ekstra dan relaksasi untuk semua tamu. Hotel ini menciptakan keseimbangan budaya yang kaya dan kenyamanan modern untuk memastikan Anda tinggal yang tak terlupakan.
Rate Rp. 303,403,-
Jl. Gardujati No. 55-61 Bandung 40181
Telp. +62 22 4203779
Check in dari 14:00, Check out sebelum 11:00
21. Hotel The Cipaku Garden
Cipaku Garden Hotel terletak di Bandung membuatnya menjadi salah satu hotel terbaik untuk tinggal di sementara di kota. Semua kamar 87 di hotel memiliki semua fasilitas modern tamu 'harapkan dari hotel kelas ini. Setiap kamar memiliki televisi, shower, satelit / TV kabel, air kemasan gratis. Para tamu dapat pengalaman standar tinggi kenyamanan saat menginap di hotel mewah ini Bandung dengan segala yang mereka butuhkan kanan pada situs seperti 24 jam layanan kamar, kedai kopi, layanan laundry / dry cleaning, fasilitas rapat, restoran, layanan kamar, kotak penyimpanan aman, concierge. Tamu hotel bisa pengalaman di tempat rekreasi terbaru dan fasilitas olahraga seperti kolam renang indoor, kolam renang (anak), kolam renang, taman. Hotel ini menyediakan layanan hangat dan ramah standar internasional. Untuk melanjutkan pesanan Anda di Garden Hotel Cipaku, cukup pilih tanggal perjalanan Anda dan mengisi formulir pesanan aman online kami.
Rate Rp. 267,054,-
Jl.Cipaku II/2 Bandung 40143
Telp. +62 22 2010221
Email. reservation@cipakugardenhotel.com
Check in dari 14:00, Check out sebelum 11:00

Read more: http://bandung.blogspot.com/2008/10/penginapan-murah-di-bandung.html#ixzz1h2vXEyDE

Minggu, 18 Desember 2011

Perkembanngan Kurikulum di Indonesia (1947-2006)

Awal kurikulum terbentuk pada tahun 1947, yang diberi nama Rentjana Pembelajaran 1947. Kurikulum ini pada saat itu meneruskan kurikulum yang sudah digunakan oleh Belanda karena pada saat itu masih dalam psoses perjuangan merebut kemerdekaan. Yang menjadi ciri utama kurikulum ini adalah lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain.

Setelah rentjana pembelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum Indonesia mengalami penyempurnaan. Dengan berganti nama menjadi Rentjana Pelajaran Terurai 1952. Yang menjadi ciri dalam kurikulum ini adalah setiap pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964 pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum pendidikan di Indonesia. Kali ini diberi nama dengan Rentjana pendidikan 1964. yang menjadi ciri dari kurikulum ini pembelajaran dipusatkan pada program pancawardhana yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional, kerigelan dan jasmani.

Kurikulum 1968 merupakan pemabaharuan dari kurikulum 1964. Yaitu perubahan struktur pendiddikan dari pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Pemabelajaran diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan serta pengembangan fisik yang sehat dan kuat

kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1968 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. Metode materi dirinci pada Prosedur Pengembangan Sistem Instruksi (PPSI). Menurut Mudjito (dalam Dwitagama: 2008) Zaman ini dikenal dengan istilah satuan pelajaran yaitu pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan intruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi.

Kurikulum 1984 mengusung proses skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan itu penting. Kurikulum ini juga sering disebut dengan kurikulum 1975 yang disempurnakan. Posisi siswa ditempatkan sebgai subyek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan,hingga melaporkan. Model ini disebut dengan model Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).

Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya. “Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984, antara pendekatan proses,” kata Mudjito menjelaskan (dalam Dwitagama: 2008).

Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak.

Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya sebagai berikut:

Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem catur wulan.
Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi).
Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.
Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam mengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban) dan penyelidikan.
Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
Pengajaran dari hal yang konkrit ke ha yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit dan dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks.
Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman.
Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan, terutama sebagai akibat dari kecenderungan kepada pendekatan penguasaan materi (content oriented), di antaranya sebagai berikut:

Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/ substansi setiap mata pelajaran.
Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari.
Permasalahan di atas saat berlangsungnya pelaksanaan kurikulum 1994. Hal ini mendorong para pembuat kebijakan untuk menyempurnakan kurikulum tersebut. Salah satu upaya penyempurnaan itu diberlakukannya suplemen kurikulum 1994. Penyempurnaan tersebut dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip penyempurnaan kurikulum, yaitu:

Penyempurnaan kurikulum secara terus menerus sebagai upaya menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan kebutuhan masyarakat.
Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan proporsi yang tepat antara tujuan yang ingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa, dan keadaan lingkungan serta sarana pendukungnya.
Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk memperoleh kebenaran substansi materi pelajaran dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.
Penyempurnaan kurikulum mempertimbangkan brbagai aspek terkait, seperti tujuan materi pembelajaran, evaluasi dan sarana-prasarana termasuk buku pelajaran.
Penyempurnaan kurikulum tidak mempersulit guru dalam mengimplementasikannya dan tetap dapat menggunakan buku pelajaran dan sarana prasarana pendidikan lainnya yang tersedia di sekolah.
Penyempurnaan kurikulum 1994 di pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan bertahap, yaitu tahap penyempurnaan jangka pendek dan penyempurnaan jangka panjang.

Implementasi pendidikan di sekolah mengacu pada seperangkat kurikulum. Salah satu bentuk invovasi yang dikembangkan pemerintah guna meningkatkan mutu pendidikan adalah melakukan inovasi di bidang kurikulum. Kurikulum 1994 disempurnakan lagi sebagai respon terhadap perubahan struktural dalam pemerintahan dari sentralistik menjadi disentralistik sebagai konsekuensi logis dilaksanakannya UU No. 22 dan 25 tentang otonomi daerah.

Pada era ini kurikulum yang dikembangkan diberi nama Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). KBK adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah (Depdiknas, 2002). Kurikulum ini menitik beratkan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap serangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan penuh tanggungjawab.

Adapun karakteristik KBK menurut Depdiknas (2002) adalah sebagai berikut:

Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupu klasikal.
Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
Kurikulum ini dikatakan sebagai perbaikan dari KBK yang diberi nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP ini merupakan bentuk implementasi dari UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu: (1)standar isi, (2)standar proses, (3)standar kompetensi lulusan, (4)standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5)standar sarana dan prasarana, (6)standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan (7)standar penilaian pendidikan.

Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu, maka dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pemerintah telah menggiring pelaku pendidikan untuk mengimplementasikan kurikulum dalam bentuk kurikulum tingkat satuan pendidikan, yaitu kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di setiap satuan pendidikan.

Secara substansial, pemberlakuan (baca: penamaan) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) lebih kepada mengimplementasikan regulasi yang ada, yaitu PP No. 19/2005. Akan tetapi, esensi isi dan arah pengembangan pembelajaran tetap masih bercirikan tercapainya paket-paket kompetensi (dan bukan pada tuntas tidaknya sebuah subject matter), yaitu:

Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.
Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
Terdapat perbedaan mendasar dibandingkan dengan KBK tahun 2004 dengan KBK tahun 2006 (versi KTSP), bahwa sekolah diberi kewenangan penuh dalam menyusun rencana pendidikannya dengan mengacu pada standar-standar yang ditetapkan, mulai dari tujuan, visi-misi, struktur dan muatan kurikulum, beban belajar, kalender pendidikan hingga pengembangan silabusnya
komentar
Kurikulum adalah sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajarai oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan (Hamalik, 2003: 16). Menurut nasution (1999: 5) kurikulum adalah segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar apakah dalam ruangan kelas, dihalaman sekolahataupun diluar sekolah termsuk kurikulum.

Menurut hemat saya dari setiap perubahan kurikulum pendidikan telah menunjukkan perbaikan dari kurikulum-kurikulum sebelumnya. Namun hal itu tidak dibarengi dengan kemajuan kompetensi siswa yang dimiliki. Hal ini terbukti dari posisi negara kita dalam tingkat kemajuan pendidikan masih kalah jauh dengan negara tetangga yang notabene secara geografis negara kita lebih luas. Logikanya semakin luas, jumlah pendudukpun semakin banyak, otomatis bannyak bakat-bakat yang terdapat dalam setiap individu-individu bangsa Indonesia. Menurut Okta (2007), Secara peringkat. Berdasarkan dalam laporan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk bidang pendidikan, United Nation Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), yang dirilis pada Kamis (29/11/07) menunjukkan, peringkat Indonesia dalam hal pendidikan turun dari 58 menjadi 62 di antara 130 negara di dunia. Mau tidak mau, itu menggambarkan bahwa kualitas pendidikan kita pun semakin dipertanyakan. Sebab, tingkat pendidikan Indonesia kian melorot.

Jika melihat fakta ini sungguh ironis, tidak sebanding dengan fakta atas perubahan-perubahan yang sudah dilakukan sebanyak 7 kali yaitu pada tahun 1947, 1952, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006. Menurut (dari di internet) negeri kita hanya mampu menjadi bangsa “panjual” tenaga kerja murah di negeri orang. Dari pendapt di atas dapat disimpulkan betapa gagalnya dunia pendidikan di negara kita ini yang telah gagal dalam melahirkan tenaga-tenga yang berkualitas yang mampu bersaing dalam dunia kerja, walaupun kurikulum telah mengalami perubahan sebanyak 7 kali, atau bisa disebut berkali-kali.

Hal ini juga diungkapkan oleh Prof. Aleks Maryunus guru besar Universitas Negeri Padang menyebutkan bahwa “selama ini sibuk mengurusi dan membenahi dokumen tetulisnya saja”. Menurutnya perubahan kurikulum di negara kita lebih menitikberatkan pada perubahan konsep tertulisnya saja (berupa buku-bukupelajran dan silabus saja) tanpa mau memperbaiki proses pelaksanaannya di tingkat sekolah. Sedangkan proses dan hasilnya tak pernah mampu dijawab oleh kurikulum pendidikan kita.

Kurikulum kita 7 kali telah mengalami pergantian. Faktor-faktor apa saja yang menyababkan perubahan itu. Jika diamati perubahan kurikulum dari tahun 1947 hingga 2006 yang menjadi faktor atas perubahan itu diantaranya: (1) menyesuaikan dengan perkembangan jaman, hal ini dapat kita lihat awal perubahan kurikulum dari rentJana pelajaran 1947 menjadi renjtana pelajaran terurai 1952. Awalya hanya mengikuti atau meneruskan kurikulum yang ada kemudian dikembangkan lagi dengan lebih menfokuskan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. (2) kepentingan politis semata, hal ini sangat jelas terekam dalam perubahan kurikulum 2004 (KBK) menjadi kurklum 2006 (KTSP). Secara matematis masa aktif kurikulum 2004 sebelum diubah menjadi kurikulum 2006 hanya bertahan selama 2 tahun. Hal ini tidak sesuai dengan perkembangan sebelum-sebelumnya. Dalam kurun waktu yang singkat ini, kita tidak bisa membuktikan baik tidaknya sebuah kerikulum. Hal senada juga diungkapkan oleh Bagus (2008), menyebutkan bahwa lahirnya kurikulum 1968 hanya bersifat politis saja, yaitu mengganti Rencana pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama.

Hal senada juga diungkapkan oleh Hamalik (2003: 19) menyebutkan bahwa dalam perubahan kurikulum dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:

Tujuan filsafat pendidikan nasional yang dijadikan yang dijadikan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan institusional yang pada gilirannya menjadi landasan merumuskan tujuan kurikulum suatu satuan pendidikan.
Sosial budaya yang berlaku dalam kehidupan masyarakat
Keadaan lingkungan (interpersonal, kultural, biokologi, geokologi).
Kebutuhan pembangunan POLISOSBUDHANKAM
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan sistem nilai dan kemanusiaan serta budaya bangsa.
Menurut, S. Nasution (dalam Jumari (2007) menyebutkan bahwa perubahan kurikulum mengikuti dua prosedur, yaitu Administrative approach dan grass roots approach. Administrative approach, yaitu suatu perubahan atau pembaharuan yang direncanakan oleh pihak atasan untuk kemudian diturunkan kepada instansi-instansi bawahan sampai kepada guru-guru, jadi from the top down, dari atas ke bawah, atas inisiatif para administrator. Yang kedua, grass roots approach, yaitu yang dimulai dari akar, from the bottom up, dari bawah ke atas, yakni dari pihak guru atau sekolah secara individual dengan harapan agar meluas ke sekolah-sekolah lain.

Kurikulum yang terbaru adalah kurikulum 2006 KTSP yang merupakan perkembangan dari kurikulum 2004 KBK. Kurikulum 2006 yang digunakan pada saat ini merupakan kurikulum yang memberikan otonomi kepada sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan yang puncaknya tugas itu akan diemban oleh masing masing pengampu mata pelajaran yaitu guru. Sehingga seorang guru disini menurut Okvina (2009) benar-benar digerakkan menjadi manusia yang professional yang menuntuk kereatifitasan seorang guru. Kurikulum yang kita pakai sekarang ini masih banyak kekurangan di samping kelebihan yang ada. Kekurangannya tidak lain adalah (1) kurangnya sumber manusia yang potensial dalam menjabarkan KTSP dengan kata lin masih rendahnya kualitas seorang guru, karena dalam KTSP seorang guru dituntut untuk lebihh kreatif dalam menjalankan pendidikan. (2) kurangnya sarana dan prasarana yang dimillki oleh sekolah.

Kesimpulan

Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa perubahan kerikulum dari tahun ketahun menunjukkan kemajuan yang cukup baik jika diihat dari kontektual. Namun hal itu tidak seiring dengan kenyataan di lapangan. Keadaan pendidikan mulai saat perubahan kurikulum pertama kali hingga saat ini, kalau boleh saya bilang kurikulumm Indonesia masih berjalan di Tempat artinya tidak berkembang hal bisa dibuktikan dengan data yang menunjukkan pperingkat Indonesia masih berada pada No 62 dari 130 negara yang ada. Hal ini merupakan PR bagi pemerintah bagaimana langkah yang harus dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Nasution. 1999. Asas – asas kurikulum. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Jumari, kang. 2007. http:// kangjumari.blogspot.com/27/12/kurikulum-di-indoonesia-pembahuruan.html. rabu. 8 januari 2009.

Dwitagama, dedi. 2007. //kesadaransejarah.blogspot.com./2007/11/kurikulum-pendidikan-kita. Html. Rabu januari 2009.

Bagus, andi. 2008. //andibagus.blogspot.com/2008/03/kurikulumm –pendidikan-di-indonesia.html. 8 januari 2009.

Minggu, 11 Desember 2011

Take me to your heart


Hiding from the rain and snow
Trying to forget but I won’t let go
Looking at a crowded street
Listening to my own heart beat
So many people all around the world
Tell me where do I find someone like you girl
[Chorus]
Take me to your heart take me to your soul
Give me your hand before I’m old
Show me what love is – haven’t got a clue
Show me that wonders can be true
They say nothing lasts forever
We’re only here today
Love is now or never
Bring me far away
Take me to your heart take me to your soul
Give me your hand and hold me
Show me what love is – be my guiding star
It’s easy take me to your heart
Standing on a mountain high
Looking at the moon through a clear blue sky
I should go and see some friends
But they don’t really comprehend
Don’t need too much talking without saying anything
All I need is someone who makes me wanna sing
[Chorus]

Jumat, 05 Agustus 2011

Seni Memaksimalkan Daya Tarik

Oleh: Anne Ahira

Memiliki kepribadian yang menarik pasti
diidamkan setiap insan. Saya, Anda,
maupun siapa saja. Kehadiran pribadi
yang menarik selalu dinanti-nantikan
banyak orang. Ketiadaannya dirindukan.

Pertanyaannya, kualitas istimewa APA
yang ada pada manusia, yang bisa
membuat orang lain kagum dan terpesona?
Dan... ANDA-kah orangnya?

Sebagian orang mungkin berpikir hanya
orang-orang yang cantik, ganteng secara
fisik, pintar, atau bahkan kaya yang
memiliki daya tarik? Sebenarnya tidak
demikian!

Setiap orang berpotensi untuk menjadi
seorang insan yang memiliki daya tarik
tinggi, menjadi sosok yang dielu dan
diharapkan. Termasuk Eyang sendiri!
Pesona Eyang bisa ditumbuhkan dan
diciptakan dengan energi positif yang
Eyang miliki.

Bagaimana memunculkan aura positif Eyang
agar membuat ketertarikan bagi yang
lainnya?

Berikut adalah 7 Seni Memaksimalkan
Daya Tarik:

Teruslah Berbuat Baik Tanpa Pernah
Menghitungnya

Lakukan kebaikan layaknya menulis di
atas pasir dan pahatlah di batu untuk
setiap kesalahan yang Anda lakukan.

Artinya, lupakan setiap kebaikan Eyang
kepada orang lain, tak perlu menghitung! :-)

Sikap seperti ini akan melatih keikhlasan,
dan pada saat terbiasa, Eyang akan
merasakan arti puas yang sejati.

Merendahlah Agar Eyang Menjadi Tinggi

Orang yang merendah justru banyak
disenangi orang lain. Lain halnya
dengan orang yang sombong, kerendahan
hati merupakan perwujudan dari
toleransi dan memiliki nilai yang
tinggi.

Kerendahan hati dan kedamaian saling
bertautan. Percayalah pada diri
sendiri, dan singkirkan keinginan untuk
selalu ingin membuktikan pada orang
lain.

Jagalah Kemurnian

Tampil 'apa adanya'. Jadilah diri
sendiri. Untuk memiliki daya tarik
kita tidak perlu menjadi orang lain.

Menjadi diri sendiri jauh lebih
bernilai ketimbang kita selalu ingin
tampil 'seperti orang lain'.

Jadilah Orang Yang Penuh Minat

Apa yang Eyang katakan pada diri sendiri
tentang kehidupan, dan diri Eyang
sendiri, dari hari ke hari, bisa memberikan
efek yang luar biasa.

Sepanjang waktu, lihatlah diri Eyang sendiri
sebagai pribadi yang menarik. Pertahankan
perasaaan itu sejelas mungkin dalam pikiran.

Dengan sendirinya, 'alam' akan menarik
segala hal yang penting untuk
menyempurnakan perasaan dan pandangan
Eyang itu.

Jadilah orang yang selalu ceria, penuh
harapan, dan buat dunia ini terpikat
pada Eyang!

Wajah Ceria

Tertawa itu sehat. Buat wajah Eyang
selalu ceria.

Saat kita tersenyum, otak akan bereaksi
dan memproduksi endorphin (zat alami
yang memindahkan rasa sakit). Selain
itu, senyuman akan membuat Eyang bisa
rileks. Senyuman juga akan menebarkan
kegembiraan pada orang lain.

Tekankan dalam pikiran, saat Eyang
bersama orang lain, bahwa senyuman
dapat memperpendek 'jarak' antar orang
lain.

Antusias dan Hasrat

Dua hal ini merupakan ibu yang
melahirkan sukses. Antusias dan hasrat
dapat mendatangkan uang, kekuatan dan
pengaruh. Hal besar tak akan dapat
dicapai tanpa antusias.

Yakin selalu pada apa yang Eyang
kerjakan. Kerjakan tiap pekerjaan Eyang
dengan penuh cinta. Masukan antusias
dalam pribadi Eyang, maka ia akan
menciptakan hal yang luar biasa buat
Eyang.

Tata Krama

Tingkah laku, kesopanan dan kebaikan
bisa membuat orang lain percaya pada
kita. Tata krama yang baik akan membuat
orang lain merasa nyaman dengan kita.

Tata karma merupakan sumber kesenangan,
memberikan rasa aman, dan ini dilakukan
dengan menunjukan penghormatan pada
oran lain.

Bersikap sopanlah pada setiap orang
yang Eyang kenal, tidak peduli status
dan kedudukan mereka. Perlakukanlah
setiap orang dengan tata krama.

Nah, bagaimana Eyang, tidak sulit bukan? :-)

Senin, 11 Juli 2011

Kritik adalah Kue yang manis

"Anda tidak berhak dipuji kalau tidak
bisa menerima kritikan."
-- Halle Berry, 2005

Itulah kalimat dahsyat yang disampaikan
Halle Berry, artis peraih Oscar melalui
film James Bond 'Die Another Day' di
tahun 2004 ketika mendapat piala Razzie
Award.

Razzie Award adalah penghargaan yang
diberikan kepada mereka yang dinilai
aktingnya buruk. Label pemain terburuk
ini didapatkan Halle setelah memainkan
perannya di film 'Cat Woman'.

Ia adalah orang yang pertama kali
langsung datang ke tempat pemberian
penghargaan tersebut.

Tidak ada Aktor dan Artis lain
sebelumnya yang sanggup datang dan
hanya menyampaikan pesannya melalui
video.

Sambutannya sungguh menarik : "Saya
menerima penghargaan ini dengan tulus.
Saya menganggap ini sebagai kritik
bagi saya untuk tampil lebih baik di
film-film saya berikutnya. Saya masih
ingat pesan ibu saya bahwa... 'Kamu
tidak berhak dipuji kalau kamu tidak
bisa menerima kritikan'."

Tepukan tangan sambil berdiri sebagai
bentuk ketakjuban dari para hadirin
sangat memeriahkan malam itu. Ya,
sangat sedikit orang yang sanggup
menerima kritikan seperti Halle.

Nah, sekarang, apa arti kritik bagi
kita? Apakah itu musibah buruk?
Seperti bencana yang tidak terduga,
atau... simbol kehancuran diri? Adakah
yang bisa menganggap kritik layaknya ia
menerima pujian?

Kritik memiliki banyak bentuk...

Kritik bisa berupa nasehat, obrolan,
sindiran, guyonan, hingga cacian pedas.
Wajar saja jika setiap orang tidak suka
akan kritik.

Bagaimanapun, akan lebih menyenangkan
jika kita berlaku dan tampil sempurna,
memuaskan semua orang dan mendapatkan
pujian.

Tapi siapa yang bisa menjamin bahwa
kita bisa aman dari kritik? Tokh kita
hanyalah manusia dengan segala
keterbatasannya. Dan nyatanya, di dunia
ini lebih banyak orang yang suka
mengkritik, daripada dikritik. :-)

Kalau kita suka sepak bola, pasti
sering mengamati para komentator dalam
mengeluarkan pernyataan pedasnya.

Padahal belum tentu kepandaian mereka
dalam mengkritik orang lain sebanding
dengan kemampuannya jika disuruh
memainkan bola sendiri di lapangan. ;-)

Belum lagi para pakar dan pengamat
politik, ekonomi, maupun sosial. Mereka
ramai-ramai berkomentar kepada publik,
seolah pernyataan merekalah yang paling
benar. :-)

Namun bukan itu permasalahannya!

Pertanyaannya sekarang adalah...
seandainya kita mendapatkan kritikan,
yang sakitnya melebihi tamparan, apa
yang harus kita lakukan?

Jawabannya adalah...

=> Nikmatilah setiap kritikan layaknya
kue kegemaran kita!

Mungkinkah? Mengapa tidak! :-)

Kita mempunyai wewenang penuh untuk
mengontrol perasaan kita.

Berikut tips untuk kita saat menghadapi
kritik:

1. Ubah Paradigma kita Terhadap Kritik

Tidak sedikit orang yang jatuh
hanya gara-gara kritik, meski tidak
semua kritik itu benar dan perlu
ditanggapi. Padahal, kritik menunjukkan
adanya yang *masih peduli* kepada kita.

Coba perhatikan perusahaan-perusahaan
besar yang harus mengirimkan berbagai
survey untuk mengetahui kelemahannya.

Bayangkan jika kita harus melakukan
hal yang sama, mengeluarkan banyak uang
hanya untuk mengetahui kekurangan
kita! LoL. :-)

Kritik merupakan kesempatan untuk
koreksi diri. Tentu saja akan
menyenangkan jika mengetahui secara
langsung kekurangan kita, daripada
sekedar menerima dampaknya, seperti
dikucilkan misalnya.

2. Cari tahu sudut pandang si pengkritik

Tidak ada salahnya mencari tahu detil
kritik yang disampaikan. kita bisa
belajar dari mereka dan melakukan
koreksi terhadap diri kita. Bisa jadi
kritik yang disampaikan benar adanya.

Jika perlu, justru carilah orang yang
mau memberikan kritik sekaligus saran
kepada kita. Tokh kita tidak akan
menjadi rendah dengan hal itu.

Justru sebaliknya, pendapat orang bisa
jadi membuka persepsi, wawasan, maupun
paradigma baru yang mendukung goal
kita.

3. Kritik tidak perlu dibalas dengan kritik!

Tanggapi kritik dengan bijak. kita
tidak perlu merasa marah atau
memasukkannya ke dalam hati. Toh
menyampaikan pendapat adalah hak semua
orang.

Nikmatilah apapun yang mereka
sampaikan. Tidak ada ruginya untuk
ringan dalam mema'afkan seseorang.
Anggaplah semua itu untuk perbaikan
yang menguntungkan kita kelak.

Jangan pernah kita balas kritik dengan
kritik. Karena hal ini hanya akan
membuat perdebatan, menguras tenaga &
pikiran. Tidak ada gunanya...

4. Terimalah kritikan dengan senyuman. ^_^

Ini semua bisa melatih mental kita agar
bisa *tegar* menghadapi ujian yang
lebih hebat di kemudian hari.

Singkatnya, kita memang hanya layak
dipuji jika sudah berani menerima
kritikan. Meski tidak mudah, asah terus
keberanian kita untuk menikmati kritik
layaknya menikmati kue kita.

Ingat, pujian dan apresiasi hanya akan
datang apabila kita sudah melakukan
sesuatu yang berharga.

So, jangan pernah bosan untuk memburu
kritik, dan tanggapilah setiap kritik dengan
lapang dada! :-)

Selasa, 31 Mei 2011

Tetapkan Tujuan Hidup

Ditulis oleh: Anne Ahira

Eyang,

"Without goals, and plans to reach them, you are
like a ship that sail with no destination" --
(Fritzhugh Dodson)

Itulah perumpamaan bagi orang yang tidak punya
tujuan dalam hidupnya.

Banyak orang melakoni perannya, tapi tidak tahu
arah hidup yang ingin ditujunya. Mereka-reka hidup
adalah apa yang kemudian dilakukannya.

Bila sesuatu hal buruk terjadi, mereka akan berdalih
nasib tak berpihak padanya.

Tidak jarang seseorang baru menyadari tujuan
hidupnya pada usia tua. Sangat disayangkan memang.

Seringkali orang tidak berani melakukan perubahan
dalam hidupnya. Dia hanya menunggu, dan menunggu
adanya perubahan tersebut... hingga akhirnya tujuan
hidupnya tidak tercapai!

Sebenarnya, tidak masalah jika kita harus mengubah
tujuan hidup beberapa kali. Hal yg terpenting adalah
setiap saat kita mempunyai tujuan hidup yang ingin
dicapai.

Setidaknya kita tahu ke mana kita akan berjalan dan
strategi apa yang harus diambil.

4 Cara Yang Bisa Eyang Pakai Untuk Menetapkan
Tujuan Hidup:

1. Apa sebenarnya keinginan Eyang?

Tanyakan pada hati nurani, apa sebenarnya
keinginan Eyang untuk beberapa tahun ke depan?

Tidak ada salahnya Eyang bermimpi. Eyang
tidak perlu malu mengakuinya, lagipula, tokh tidak
ada biaya yang harus Eyang keluarkan untuk
sekedar bermimpi. ;-)

2. Kumpulkan informasi.

Dengan mengumpulkan informasi, Eyang
bisa lebih mudah mencapai tujuan yang diinginkan.

Jika ada orang lain yang sudah berhasil melakukan
yang Eyang inginkan, belajarlah dari mereka.
Lakukan apa yang mereka kerjakan!

3. Jangan diam.

Lakukan sesuatu dan secara terus menerus yang akan
membawa Eyang pada impian hidup yang diinginkan!

4. Tingkatkan kemampuan

Jika ada cara yang Eyang lakukan terbukti efektif
dan mendekatkan pada tujuan yang ingin dicapai,
maka alangkah baiknya jika Eyang berusaha untuk
meningkatkan kemampuan dan menambah kecepatan
kinerja agar tujuan hidup Eyang lebih cepat tercapai.

Jika keempat hal di atas Eyang lakukan secara terus
menerus tanpa lelah dan bosan, Insya-Allah Eyang
akan mendapatkan tujuan hidup yang diinginkan.

Eyang ibaratnya adalah seorang 'pemahat' atas
gambaran kehidupan Eyang sendiri. Dan seorang
pemahat yang baik akan selalu memiliki 'planning'
terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang
terbaik.

Dalam hal ini, Eyang pun hanya bisa sebesar dan
sebahagia sebagaimana tujuan yang telah Eyang
tentukan. Oleh sebab itu, pahatlah diri Eyang
sebaik-baiknya!

Hargai Apa Yang Kita Miliki

Ditulis oleh: Anne Ahira

Eyang,

Pernahkah Eyang mendengar kisah Helen Kehler?
Dia adalah seorang perempuan yang dilahirkan
dalam kondisi buta dan tuli.

Karena cacat yang dialaminya, dia tidak bisa
membaca, melihat, dan mendengar. Nah, dlm
kondisi seperti itulah Helen Kehler dilahirkan.

Tidak ada seorangpun yang menginginkan
lahir dalam kondisi seperti itu. Seandainya
Helen Kehler diberi pilihan, pasti dia akan
memilih untuk lahir dalam keadaan normal.

Namun siapa sangka, dengan segala
kekurangannya, dia memiliki semangat hidup
yang luar biasa, dan tumbuh menjadi seorang
legendaris.

Dengan segala keterbatasannya, ia mampu
memberikan motivasi dan semangat hidup
kepada mereka yang memiliki keterbatasan
pula, seperti cacat, buta dan tuli.

Ia mengharapkan, semua orang cacat seperti
dirinya mampu menjalani kehidupan seperti
manusia normal lainnya, meski itu teramat sulit
dilakukan.

Ada sebuah kalimat fantastis yang pernah
diucapkan Helen Kehler:

"It would be a blessing if each person
could be blind and deaf for a few days
during his grown-up live. It would make
them see and appreciate their ability to
experience the joy of sound".

Intinya, menurut dia merupakan sebuah anugrah
bila setiap org yang sudah menginjak dewasa
itu mengalami buta dan tuli beberapa hari saja.

Dengan demikian, setiap orang akan lebih
menghargai hidupnya, paling tidak saat
mendengar suara!

Sekarang, coba Eyang bayangkan sejenak....

......Eyang menjadi seorang yang buta
dan tuli selama dua atau tiga hari saja!

Tutup mata dan telinga selama rentang waktu
tersebut. Jangan biarkan diri Eyang melihat
atau mendengar apapun.

Selama beberapa hari itu Eyang tidak bisa
melihat indahnya dunia, Eyang tidak bisa
melihat terangnya matahari, birunya langit, dan
bahkan Eyang tidak bisa menikmati musik/radio
dan acara tv kesayangan!

Bagaimana Eyang? Apakah beberapa hari cukup berat?
Bagaimana kalau dikurangi dua atau tiga jam saja?

Saya yakin hal ini akan mengingatkan siapa saja,
bahwa betapa sering kita terlupa untuk bersyukur
atas apa yang kita miliki. Kesempurnaan yang ada
dalam diri kita!

Seringkali yang terjadi dalam hidup kita adalah
keluhan demi keluhan.... Hingga tidak pernah
menghargai apa yang sudah kita miliki.

Padahal bisa jadi, apa yang kita miliki merupakan
kemewahan yang tidak pernah bisa dinikmati
oleh orang lain. Ya! Kemewahan utk orang lain!

Coba Eyang renungkan, bagaimana orang yang
tidak memiliki kaki? Maka berjalan adalah sebuah
kemewahan yang luar biasa baginya.

Helen Kehler pernah mengatakan, seandainya ia
diijinkan bisa melihat satu hari saja, maka ia yakin
akan mampu melakukan banyak hal, termasuk
membuat sebuah tulisan yang menarik.

Dari sini kita bisa mengambil pelajaran, jika kita
mampu menghargai apa yang kita miliki, hal-hal
yang sudah ada dalam diri kita, tentunya kita akan
bisa memandang hidup dengan lebih baik.

Kita akan jarang mengeluh dan jarang merasa susah!
Malah sebaliknya, kita akan mampu berpikir positif
dan menjadi seorang manusia yang lebih baik.

Minggu, 15 Mei 2011

Belajar dan Pembelajaran Bermakna

Belajar pada hakekatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya.

Belajar bermakna (meaningfull learning) merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif siswa. Proses belajar tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Dengan demikian, agar terjadi belajar bermakna maka guru harus selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dan membantu memadukannya secara harmonis konsep-konsep tersebut dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan.

Dengan kata lain, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya mendengarkan orang/guru menjelaskan

Karakteristik Perkembangan anak usia kelas awal SD

Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.

Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Mereka telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting. Selain itu, perkembangan sosial anak yang berada pada usia kelas awal SD antara lain mereka telah dapat menunjukkan keakuannya tentang jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu berbagi, dan mandiri.

Perkembangan emosi anak usia 6-8 tahun antara lain anak telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar tentang benar dan salah. Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melakukan seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu.

Cara Anak Belajar

Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya (teori perkembangan kognitif). Menurutnya, setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungannya. Pemahaman tentang objek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran) dan akomodasi (proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Kedua proses tersebut jika berlangsung terus menerus akan membuat pengetahuan lama dan pengetahuan baru menjadi seimbang. Dengan cara seperti itu secara bertahap anak dapat membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan hal tersebut, maka perilaku belajar anak sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek dari dalam dirinya dan lingkungannya. Kedua hal tersebut tidak mungkin dipisahkan karena memang proses belajar terjadi dalam konteks interaksi diri anak dengan lingkungannya.

Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut: (1) Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak, (2) Mulai berpikir secara operasional, (3) Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, (4) Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat, dan (5) Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat.

Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu:

1. Konkrit
Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.

2. Integratif
Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian.

3. Hierarkis
Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi

Sabtu, 14 Mei 2011

Sejarah Kabupaten Garut


Sejarah Kabupaten Garut berawal dari pembubaran Kabupaten Limbangan pada tahun 1811 oleh Daendles dengan alasan produksi kopi dari daerah Limbangan menurun hingga titik paling rendah nol dan bupatinya menolak perintah menanam nila(indigo). Pada tanggal 16 Pebruari 1813, Letnan Gubernur di Indonesia yang pada waktu itu dijabat oleh Raffles, telah mengeluarkan Surat Keputusan tentang pembentukan kembali Kabupaten Limbangan yang beribu kota di Suci. Untuk sebuah Kota Kabupaten, keberadaan Suci dinilai tidak memenuhi persyaratan sebab daerah tersebut kawasannya cukup sempit.
Berkaitan dengan hal tersebut, Bupati Limbangan Adipati Adiwijaya (1813-1831) membentuk panitia untuk mencari tempat yang cocok bagi Ibu Kota Kabupaten. Pada awalnya, panitia menemukan Cumurah, sekitar 3 Km sebelah Timur Suci (Saat ini kampung tersebut dikenal dengan nama Kampung Pidayeuheun). Akan tetapi di tempat tersebut air bersih sulit diperoleh sehingga tidak tepat menjadi Ibu Kota. Selanjutnya panitia mencari lokasi ke arah Barat Suci, sekitar 5 Km dan mendapatkan tempat yang cocok untuk dijadikan Ibu Kota. Selain tanahnya subur, tempat tersebut memiliki mata air yang mengalir ke Sungai Cimanuk serta pemandangannya indah dikelilingi gunung, seperti Gunung Cikuray, Gunung Papandayan, Gunung Guntur, Gunung Galunggung, Gunung Talaga Bodas dan Gunung Karacak.

Saat ditemukan mata air berupa telaga kecil yang tertutup semak belukar berduri (Marantha), seorang panitia "kakarut" atau tergores tangannya sampai berdarah. Dalam rombongan panitia, turut pula seorang Eropa yang ikut membenahi atau "ngabaladah" tempat tersebut. Begitu melihat tangan salah seorang panitia tersebut berdarah, langsung bertanya : "Mengapa berdarah?" Orang yang tergores menjawab, tangannya kakarut. Orang Eropa atau Belanda tersebut menirukan kata kakarut dengan lidah yang tidak fasih sehingga sebutannya menjadi "gagarut".
Sejak saat itu, para pekerja dalam rombongan panitia menamai tanaman berduri dengan sebutan "Ki Garut" dan telaganya dinamai "Ci Garut". (Lokasi telaga ini sekarang ditempati oleh bangunan SLTPI, SLTPII, dan SLTP IV Garut). Dengan ditemukannya Ci Garut, daerah sekitar itu dikenal dengan nama Garut.. Cetusan nama Garut tersebut direstui oleh Bupati Kabupaten Limbangan Adipati Adiwijaya untuk dijadikan Ibu Kota Kabupaten Limbangan.

Pada tanggal 15 September 1813 dilakukan peletakkan batu pertama pembangunan sarana dan prasarana ibukota, seperti tempat tinggal, pendopo, kantor asisten residen, mesjid, dan alun-alun. Di depan pendopo, antara alun-alun dengan pendopo terdapat "Babancong" tempat Bupati beserta pejabat pemerintahan lainnya menyampaikan pidato di depan publik. Setelah tempat-tempat tadi selesai dibangun, Ibu Kota Kabupaten Limbangan pindah dari Suci ke Garut sekitar Tahun 1821. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal No: 60 tertanggal 7 Mei 1913, nama Kabupaten Limbangan diganti menjadi Kabupaten Garut dan beribu kota Garut pada tanggal 1 Juli 1913. Pada waktu itu, Bupati yang sedang menjabat adalah RAA Wiratanudatar (1871-1915). Kota Garut pada saat itu meliputi tiga desa, yakni Desa Kota Kulon, Desa Kota Wetan, dan Desa Margawati. Kabupaten Garut meliputi Distrik-distrik Garut, Bayongbong, Cibatu, Tarogong, Leles, Balubur Limbangan, Cikajang, Bungbulang dan Pameungpeuk.

Pada tahun 1915, RAA Wiratanudatar digantikan oleh keponakannya Adipati Suria Karta Legawa (1915-1929). Pada masa pemerintahannya tepatnya tanggal 14 Agustus 1925, berdasarkan keputusan Gubernur Jenderal, Kabupaten Garut disahkan menjadi daerah pemerintahan yang berdiri sendiri (otonom). Wewenang yang bersifat otonom berhak dijalankan Kabupaten Garut dalam beberapa hal, yakni berhubungan dengan masalah pemeliharaan jalan-jalan, jembatan-jembatan, kebersihan, dan poliklinik. Selama periode 1930-1942, Bupati yang menjabat di Kabupaten Garut adalah Adipati Moh. Musa Suria Kartalegawa. Ia diangkat menjadi Bupati Kabupaten Garut pada tahun 1929 menggantikan ayahnya Adipati Suria Karta Legawa (1915-1929).

Sumber: Wilujeng Sumping !!!" Wilujeng Sumping " di Kota "Intan" Kota Garut

Pertumbuhan dan Perkembangan

Tumbuh dan berkembang adalah salah satu dari sekian ciri-ciri organisme yang ada. Pertumbuhan selalu berhubungan erat dengan perkembangan organisme.

1. Tumbuh
Tumbuh merupakan perubahan ukuran organisme karena bertambahnya sel-sel dalam setiap tubuh organisme yang tidak bisa diukur oleh alat ukur atau bersifat kuantitatif. Atau secara bahasanya perubahan ukuran organisme dari kecil menjadi besar.

Contohnya :
Batang tumbuhan yang tadinya 2 cm menjadi 5 cm
Bayi yang beratnya 5 kg berubah menjadi 6,5 kg
Berat tubuh kucing yang tadinya 4 kg menjadi 6 kg
Ketika kita akan mengukur pertumbuhan tumbuhan ada sebuah alat ukur khusus yang dinamakan auksanometer.

2. Berkembang
Berkembang merupakan salah satu perubahan organisme ke arah kedewasaan dan biasanya tidak bisa diukur oleh alat ukur atau bersifat kualitatif.

Contoh :
Pematangan sel ovum dan sperma
Pematangan hormon-hormon dalam tubuh

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK KELOMPOK UMUR 3 – 4 TAHUN

A. Kemampuan perkembangan yang harus dicapai anak sesaat sebelum berumur 4 tahun.

1. Gerak kasar : Berjalan jinjit
2. Gerak halus : Meniru membuat gambar lingkaran.
3. Bicara, bahasa, dan kecerdasan: Mengenal dan menyebutkan paling sedikit 1 warna.
4. Bergaul dan mandiri : Mematuhi peraturan sederhana dalam permainan.

B. Stimulasi perkembangan yang perlu diberikan :

1. Melatih anak berjalan mengikuti garis lurus.
Latihlah anak berjalan mengikuti garis lurus, misalnya sepanjang garis pada lantai. tunjukkan bagaimana menggunakan kedua tangan untuk menjaga keseimbangan.

2. Membantu anak belajar melompat dengan satu kaki.
Ajarilah anak melompat dengan satu kaki seperti pada waktu main engklek. Mula-mula anak perlu dipegang tangannnya. Lama-kelamaan biarkan ia melakukannya sendiri.

3. Membantu anak belajar melempar benda kecil ke atas.
Ambillah benda kecil yang ringan, kemudian tunjukkan cara melemparkan benda tersebut ke atas dan cara menjatuhkan benda ke dalam kaleng.

4. Membantu anak belajar menggunting dan membuat buku cerita dengan gambar tempel. Tunjukkan kepada anak cara mengunting gambar dari majalah/koran/buku bekas. Ajarilah anak untuk menyusun dan menempelkan gambar tersebut pada kertas, sehingga membentuk suatu urutan cerita.

5. Melatih anak belajar “menjahit”
Tempelkan sebuah gambar pada karton. Lubangilah karton tersebut dengan sebuah paku disekeliling gambar tersebut. Ambillah tali sepatu/tali rafia yang salah satu ujungnya telah disimpulkan. MAsukkan ujung lainnya ke dalam lubang-lubang tersebut menyerupai gerakan menjahit. MIntalah anak untuk menirukannya.

6. Mintalah anak menggambar dan menulis.
Tunjukkan kepada anak cara membuat garis dan bulatan menjadi gambar rumah, tonggak, matahari, bulan dan sebagainya. Tunjukkan pula cara menulis huruf dan angka, serta menulis namanya. LAtihlah agar ia sedikit demi sedikit dapat menggambar dan menulis.

7. Melatih anak mengenal huruf dan angka
Untuk membantu anak mengenal huruf dan angka, buatlah potongan-potongan karton sebesar kartu. Tuliskan angka 1 – 10 dan huruf A, B, C dan seterusnya pada potongan-potongan karton tersebut satu persatu, dan ajarkan cara menyebutnya. Mintalah kepadanya untuk mencari dan menemukan tulisan yang sama di majalah/koran/buku. latihlah anak, sampai ia mengenal semua huruf dan angka dengan baik.

8. Melatih anak mengenal bentuk dan warna
Sediakan kertas berwarna, karton, gunting, dan lem. guntinglah kertas berwarna menjadi bentuk, misalnya segitiga, segi empat, lingkaran dan sebagainya. BIcarakanlah dengan anak mengenai perbedaan bentuk dan warna, serta tunjukkan cara membuat gambar tempel. Mintalah anak menempelkan bentuk berwarna tersebut pada karton.

9. Memberi kesempatan kepada anak untuk menceritakan tentang dirinya, dan mengetahui urutan cerita.
Buatlah anak agar ia mau menceritakan kejadian yang dialaminya dan apa yang dilihatnya. Bantulah anak dengan lebih dahulu menceritakanya, kemudian mintalah ia melanjutkannya menurut urutanya.

10. Melatih anak mengenal perbandingan.
Ajarkan kepada anak membandingkan sifat benda, misalnya lebih panjang, lebih pendek, lebih besar, lebih muda, dan sebagainya.

11.Mengajari anak mengenal lawan kata.
Sebutkan beberapa kata yang biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari, misanya : panas, panjang, luas, dsb. Mintalah anak menyebutkan lawan katanya.

12. Membantu anak belajar mandi dan mengeringkan tubuhnya.
Ajari anak cara mandi sendiri dengan sabun, membilas tubuh, dan mengeringkan dengan handuk.

13. Mengajak anak mengikuti kegiatan memasak, dan memberi kesempatan untuk bertanya.
Ajaklah anak untuk membantu memasak di dapur. berilah ia pekerjaan yang mudah dan tidak berbahaya, seperti menimbang, mengaduk, membubuhkan gula, dsb. Bicarakanlah apa yang sedang dikerjakan bersama, dan beri kesempatan kepada anak untuk bertanya.

14.Melatih anak untuk bisa mengatasi kesedihan dan kekecewaan.
Bujuklah dan tenangkanlah anak ketika ia menangis atau kecewa dengan cara membelainya dan berbicara kepadanya dengan lembut mengenai apa yang dirasakannya.

15.Membantu anak mengenal sopan santun, berterimakasih, mencium tangan dansebagainya.
Ajarkanlah dan tunjukkanlah kepada anak sikap sopan santun, misalnya menghormati orang yang lebih tua, mengucapkan terimakasih, mencium tangan, berdoa, dan sebagainya.



Sumber: http://pondokibu.com

Mengapa langit berwarna biru?............



Alloh menciptakan langit berlapis-lapis dan bertingkat-tingkat. Alloh berfirman yang artinya, “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang.” (Qs. Al Mulk: 3). “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Alloh telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat?” (Qs. Nuh: 15). Tiap-tiap lapisan ada penghuninya sebagaimana halnya bumi. Alloh berfirman, “Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Alloh.” (Qs. Al Isra’: 44)

Langit adalah bagian atas dari permukaan bumi, dan digolongkan sebagai lapisan tersendiri yang disebut atmosfer. Langit terdiri dari banyak gas dan udara, dengan komposisi berbeda di tiap lapisannya. Langit sering terlihat berwarna biru, disebabkan karena pemantulan cahaya, tetapi tidak tertutup kemungkinan bahwa langit bisa berwarna selain itu, misalnya merah ketika senja, atau hitam saat turun hujan.
Saat cuaca cerah di siang hari, kita akan lihat langit berwarna biru. Namun pada sore hari, langit akan berwarna kuning kemerahan. Mungkin banyak dari kita yang belum mengetahui penyebabnya.

Penyebab warna langit ternyata tidak lepas dari pengaruh atmosfir bumi kita ini. Molekul-molekul gas seperti nitrogen, oksigen, argon dan uap air menyebabkan cahaya matahari yang terdiri dari variasi panjang geleombang terabsorbsi. Cahaya yang terabsorbsi ini akan teradiasikan sehingga menghasilkan spektrum warna. Walaupun seluruh panjang gelombang dari cahaya matahari ini terabsorsi, namun warna biru yang memiliki panjang gelombang yang rendah akan terabsorsi lebih banyak dibandingkan warna merah sehingga warna biru ini dominan terlihat oleh mata. Proses ini dinamakan Rayleigh scattering.

Rayleigh menjelaskan bahwa cahaya yang memiliki panjang gelombang lebih kecil akan memiliki intensitas perpendaran yang lebih besar. Karena warna biru memiliki penjang gelombang yang kecil sehingga warna biru akan dominan di langit. Selain itu, perpendaran warna ini juga dipengaruhi oleh jarak sumber cahaya dengan pengamat sehingga pada saat sunset, jarak sumber cahaya akan lebih jauh dan menyebabkan perpendaran efek Rayleigh scattering oleh warna biru ini berkurang. Proses ini dapat terlihat jelas saat matahari terbenam, dimana warna merah akan dominan di garis horizon.

Atmosfir bumi mengandung molekul gas kecil dan partikel (butiran) debu. Sinar matahari yang memasuki atmosfir tersebut bertemu dengan molekul gas dan partikel debu tadi. Warna sinar yang memiliki gelombang sinar lebih panjang seperti merah dan kuning, dapat melewati dan menembus molekul gas dan debu tadi. Tetapi warna biru yang memiliki gelombang sinar lebih pendek dipantulkan kembali ke atas atmosfir. Itulah mengapa langit terlihat berwarna biru. Prinsip yang sama berlaku juga dengan air di laut atau danau yang terlihat berwarna biru.

Menelusuri Perjalanan Jihad S.M. KARTOSUWIRYO


Gerakan Darul Islam selama ini dicap sebagai musuh bangsa paling berbahaya. Buku ini berupaya meluruskannya. Dalam sejarah politik nasional, nama S.M. Kartosuwiryo diguratkan dengan tinta agak gelap. Bahkan ia diidentikkan dengan gambar kelam yang ada kalanya bernuansa mistis. Buku-buku sejarah nasional memosisikan Kartosuwiryo sebagai orang yang “bermimpi’ mendirikan negara baru. Hal ini berlangsung hingga sekarang. Buku ini menyodorkan sisi lain soal Kartosuwiryo. Di situ dikatakan bahwa Kartosuwiryo bukanlah tokoh yang garang atau misterius. Ia lahir dari keluarga yang jelas. Begitu juga pendidikan formal, profesi, dan keterkait-annya dengan tokoh-tokoh nasional seperti Abikusno, Panglima Besar Jenderal Sudirman, Agus Salim, H.O.S. Cokroaminoto, dan bahkan Soekarno.Gambaran kelam soal Kartosuwiryo, menurut penulis buku ini, muncul dari situasi yang disemaikan pemerintahan Soekarno. Sebab utamanya karena Soekarno yang berpaham komunis merasa terancam kedudukannya. Maka dia mencari dukungan dengan memperalat umat Islam untuk menghadapi saudaranya sesama muslim dalam Negara Islam Indonesia (NII).Konspirasi Soekarno dengan ulama NU sehingga ia menerima julukan “waliyyul amri ad-dharuri bisy-syaukah”, juga merupakan rekayasa Soekarno untuk meredam kecenderungan masyarakat kepada konsep negara Kartosuwiryo. Untuk memenuhi syarat sebagai “waliyyul amri”, Bung Karno mendirikan masjid Baiturrahim di Istana Negara. Prakteknya, masjid itu didirikan sebagai simbol semata agar rakyat menilainya sebagai pemimpin yang taat menjalankan ajaran-ajaran Islam (hlm. 115).
Sikap permusuhan terhadap Islamisme seperti itu terus berkembang dan meluas, tidak saja di kalangan sipil tapi juga di lingkungan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Pada masa Orde Baru (orde militerisme), Islamisme agaknya dipandang lebih berbahaya daripada sekularisme, komunisme atau misionaris Kristen dan Yahudi. Bahkan Seminar TNI Angkatan Darat (Agustus 1966) di Bandung malah bersikap antipati, menganggap gerakan Darul Islam (DI) atau NII sebagai musuh bangsa nomor satu, baru menyusul PKI.
Buku ini tidak saja mengungkapkan riwayat singkat S.M. Kartosuwiryo, tetapi juga garis perjuangannya, dan dinamika internal yang muncul di dalam proses mensosialisasikan dasar-dasar perjuangannya. Keberpihakan buku ini kepada kebenaran sejarah tampak cukup kental dan jelas. Itu selain karena penulisnya merupakan salah seorang aktivis angkatan muda DI, juga karena dalam penulisan buku ini para aktivis DI yang masih hidup dijadikan narasumber.
Meski tidak diniatkan untuk merevisi sejarah, setidak-tidaknya melalui berbagai fakta yang mencengangkan, buku ini telah bersikap kritis terhadap tonggak sejarah pergerakan nasional Indonesia. Kemapanan “fakta” sejarah sebagaimana diungkapkan buku sekolahan dengan entengnya digugat. Misalnya, dikatakan bahwa Budi Utomo (BU) bukan partai politik pertama, tapi Syarikat Islam (SI pertama kali bernama Syarikat Dagang Islam) yang lahir pada 1905.
BU juga bukan partai rakyat yang menentang penjajah Belanda, melainkan golongan kaum priyayi yang menjadi anak mas dan bekerja sama dengan Belanda. Anggota BU tidak ada yang masuk penjara, dibuang ke Digul, atau yang ditembak mati oleh Belanda. Sementara tokoh-tokoh SI berdesak-desak masuk penjara yang sempit, ditembak mati atau dibuang ke Digul (Irian Barat). BU bukan bersifat nasional, tapi regional dan anggotanya terbatas pada suku bangsa tertentu saja Jawa dan Madura (hlm: 133).
Bagaimana dengan sosok dan kepribadian Kartosuwiryo sendiri? Penulis buku ini mencatat bahwa postur tubuh Kartosuwiryo sedang, rambutnya ikal, dan bicaranya pelan tapi jelas. Tidak banyak bicara. Apabila berjalan menundukkan kepala, tenang tanpa gaya (hlm. 24). Kartosuwiryo juga digambarkan sebagai tokoh yang tak haus kekuasaan. Buktinya, pada pembentukan Kabinet Amir Syarifuddin pada 13 Juli 1947, dia pernah ditawari jabatan wakil menteri pertahanan oleh pemerintah RI. Namun itu ditolaknya, malah ia lebih memilih melanjutkan perjuangan mengenyahkan Belanda dengan bergerilya di hutan-hutan (hlm. 55).
Sikap istiqamah yang ditunjukkan Kartosuwiryo terhadap cita-cita perjuangan yang telah digariskannya patut diteladani oleh siapa saja (para aktivis) yang menyebut dirinya sebagai orang pergerakan, apa pun ideologinya. Dan mereka bisa menarik manfaat setelah membaca buku ini, dengan terlebih dahulu mengenyampingkan naluri sektarian yang ada pada dirinya.


Resensi Buku SM Kartosuwiryo
Sumber: Majalah PANJI MASYARAKAT, 29 September 1999, hal. 88.
Judul buku: Menelusuri Perjalanan Jihad S.M. KARTOSUWIRYO, oleh Irfan S.
Trilogi Kepemimpinan Islam, oleh Irfan S. Awwas

Biografi S.M. Kartosuwiryo


Tokoh yang satu ini, menurut berbagai pandangan masyarakat bangsa Indonesia saat ini adalah seorang pemberontak. Citranya sebagai "pemberontak", terlihat ketika dirinya berusaha menjadikan negara Indonesia menjadi sebuah Negara Islam. Namun sangatlah aneh, perjuangan yang dilakukannya itu justru mendapat sambutan yang luar biasa dari daerah-daerah lain di Indonesia, seperti di Jawa Tengah, di Sulawesi Selatan, di Kalimantan, dan di Aceh.
Timbul satu pertanyaan, benarkah dia itu penjahat perang sebagaimana yang dinyatakan oleh pemerintah? Atau mungkin ini sebuah penilaian yang sangat subjektif dari pemerintah yang ingin berusaha melanggengkan kekuasaan tiraninya terhadap rakyat Indonesia. Sehingga diketahui, pemerintah sendiri ketika selesai menjatuhkan vonis hukuman mati terhadapnya, tidak memberitahukan sedikit pun keterangan kepada pihak keluarganya di mana pusaranya berada.
Siapa S.M. Kartosoewirjo?
Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo demikian nama lengkap dari Kartosoewirjo, dilahirkan 7 Januari 1907 di Cepu, sebuah kota kecil antara Blora dan Bojonegoro yang menjadi daerah perbatasan Jawa Timur dengan Jawa Tengah. Kota Cepu ini menjadi tempat di mana budaya Jawa bagian timur dan bagian tengah bertemu dalam suatu garis budaya yang unik.
Ayahnya, yang bernama Kartosoewirjo, bekerja sebagai mantri pada kantor yang mengkoordinasikan para penjual candu di kota kecil Pamotan, dekat Rembang. Pada masa itu mantri candu sederajat dengan jabatan Sekretaris Distrik. Dalam posisi inilah, ayah Kartosoewirjo mempunyai kedudukan yang cukup penting sebagai seorang pribumi saat itu, menimbulkan pengaruh yang sangat besar terhadap pembentukan garis sejarah anaknya. Kartosoewirjo pun kemudian mengikuti tali pengaruh ini hingga pada usia remajanya.
Dengan kedudukan istimewa orang tuanya serta makin mapannya "gerakan pencerahan Indonesia" ketika itu, Kartosoewirjo dibesarkan dan berkembang. Ia terasuh di bawah sistem rasional Barat yang mulai dicangkokkan Belanda di tanah jajahan Hindia. Suasana politis ini juga mewarnai pola asuh orang tuanya yang berusaha menghidupkan suasana kehidupan keluarga yang liberal. Masing-masing anggota keluarganya mengembangkan visi dan arah pemikirannya ke berbagai orientasi. Ia mempunyai seorang kakak perempuan yang tinggal di Surakarta pada tahun 50-an yang hidup dengan penuh keguyuban, dan seorang kakak laki-laki yang memimpin Serikat Buruh Kereta Api pada tahun 20-an, ketika di Indonesia terbentuk berbagai Serikat Buruh.
Pada tahun 1911, saat para aktivis ramai-ramai mendirikan organisasi, saat itu Kartosoewirjo berusia enam tahun dan masuk Sekolah ISTK (Inlandsche School der Tweede Klasse) atau Sekolah "kelas dua" untuk kaum Bumiputra di Pamotan. Empat tahun kemudian, ia melanjutkan sekolah ke HIS (Hollandsch-Inlandsche School) di Rembang. Tahun 1919 ketika orang tuanya pindah ke Bojonegoro, mereka memasukkan Kartosoewirjo ke sekolah ELS (Europeesche Lagere School). Bagi seorang putra "pribumi", HIS dan ELS merupakan sekolah elite. Hanya dengan kecerdasan dan bakat yang khusus yang dimiliki Kartosoewirjo maka dia bisa masuk sekolah yang direncanakan sebagai lembaga pendidikan untuk orang Eropa dan kalangan masyarakat Indo-Eropa.
Semasa remajanya di Bojonegoro inilah Kartosoewirjo mendapatkan pendidikan agama dari seorang tokoh bernama Notodihardjo yang menjadi "guru" agamanya. Dia adalah tokoh Islam modern yang mengikuti Muhammadiyah. Tidak berlebihan ketika itu, Notodihardjo sendiri kemudian menanamkan banyak aspek kemodernan Islam ke dalam alam pikir Kartosoewirjo. Pemikiran-pemikirannya sangat mempengaruhi bagaimana Kartosoewirjo bersikap dalam merespon ajaran-ajaran agama Islam. Dalam masa-masa yang bisa kita sebut sebagai the formative age-nya.
Pada tahun 1923, setelah menamatkan sekolah di ELS, Kartosoewirjo pergi ke Surabaya melanjutkan studinya pada Nederlandsch Indische Artsen School (NIAS), Sekolah Kedokteran Belanda untuk Pribumi. Pada saat kuliah inilah (l926) ia terlibat dengan banyak aktivitas organisasi pergerakan nasionalisme Indonesia di Surabaya.
Selama kuliah Kartosoewirjo mulai berkenalan dengan pemikiran-pemikiran Islam. Ia mulai "mengaji" secara serius. Saking seriusnya, ia kemudian begitu "terasuki" oleh shibghatullah sehingga ia kemudian menjadi Islam minded. Semua aktivitasnya kemudian hanya untuk mempelajari Islam semata dan berbuat untuk Islam saja. Dia pun kemudian sering meninggalkan aktivitas kuliah dan menjadi tidak begitu peduli dengan ilmu-ilmu yang diajarkan oleh sekolah Belanda, tentunya setelah ia mengkaji dan membaca banyak buku-buku dari berbagai disiplin ilmu, dari kedokteran hingga ilmu-ilmu sosial dan politik.
Dengan modal ilmu-ilmu pengetahuan yang tidak sedikit itu, ditambah ia juga memasuki organisasi politik Sjarikat Islam di bawah pimpinan Haji Oemar Said Tjokroaminoto. Pemikiran-pemikiran Tjokroaminoto banyak mempengaruhi sikap, tindakan dan orientasi Kartosuwirjo. Maka setahun kemudian, dia dikeluarkan dari sekolah karena dituduh menjadi aktivis politik, dan didapati memiliki sejumlah buku sosialis dan komunis yang diperoleh dari pamannya yaitu Marko Kartodikromo, seorang wartawan dan sastrawan yang cukup terkenal pada zamannya. Sekolah tempat ia menimba ilmu tidak berani menuduhnya karena "terasuki" ilmu-ilmu Islam, melainkan dituduh "komunis" karena memang ideologi ini sering dipandang sebagai ideologi yang akan membahayakan. Padahal ideologi Islamlah yang sangat berbahaya bagi penguasa yang zhalim. Tidaklah mengherankan, kalau Kartosuwirjo nantinya tumbuh menjadi pribadi yang memiliki kesadaran politik sekaligus memiliki integritas keislaman yang tinggi. Ia adalah seorang ulama besar, bahkan kalau kita baca tulisan-tulisannya, kita pasti akan mengakuinya sebagai seorang ulama terbesar di Asia Tenggara.
Aktivitas Kartosoewirjo
Semenjak tahun 1923, dia sudah aktif dalam gerakan kepemudaan, di antaranya gerakan pemuda Jong Java. Kemudian pada tahun 1925, ketika anggota-anggota Jong Java yang lebih mengutamakan cita-cita keislamannya mendirikan Jong Islamieten Bond (JIB). Kartosoewirjo pun pindah ke organisasi ini karena sikap pemihakannya kepada agamanya. Melalui dua organisasi inilah kemudian membawa dia menjadi salah satu pelaku sejarah gerakan pemuda yang sangat terkenal, "Sumpah Pemuda".
Selain bertugas sebagai sekretaris umum PSIHT (Partij Sjarikat Islam Hindia Timur), Kartosoewirjo pun bekerja sebagai wartawan di koran harian Fadjar Asia. Semula ia sebagai korektor, kemudian diangkat menjadi reporter. Pada tahun 1929, dalam usianya yang relatif muda sekitar 22 tahun, Kartosoewirjo telah menjadi redaktur harian Fadjar Asia. Dalam kapasitasnya sebagai redaktur, mulailah dia menerbitkan berbagai artikel yang isinya banyak sekali kritikan-kritikan, baik kepada penguasa pribumi maupun penjajah Belanda.
Ketika dalam perjalanan tugasnya itu dia pergi ke Malangbong. Di sana bertemu dengan pemimpin PSIHT setempat yang terkenal bernama Ajengan Ardiwisastera. Di sana pulalah dia berkenalan dengan Siti Dewi Kalsum putri Ajengan Ardiwisastera, yang kemudian dinikahinya pada bulan April tahun 1929. Perkawinan yang sakinah ini kemudian dikarunia dua belas anak, tiga yang terakhir lahir di hutan-hutan belantara Jawa Barat. Begitu banyaknya pengalaman telah menghantarkan dirinya sebagai aktor intelektual dalam kancah pergerakan nasional.
Pada tahun 1943, ketika Jepang berkuasa di Indonesia, Kartosoewirjo kembali aktif di bidang politik, yang sempat terhenti. Dia masuk sebuah organisasi kesejahteraan dari MIAI (Madjlis Islam 'Alaa Indonesia) di bawah pimpinan Wondoamiseno, sekaligus menjadi sekretaris dalam Majelis Baitul-Mal pada organisasi tersebut.
Dalam masa pendudukan Jepang ini, dia pun memfungsikan kembali lembaga Suffah yang pernah dia bentuk. Namun kali ini lebih banyak memberikan pendidikan kemiliteran karena saat itu Jepang telah membuka pendidikan militernya. Kemudian siswa yang menerima latihan kemiliteran di Institut Suffah itu akhirnya memasuki salah satu organisasi gerilya Islam yang utama sesudah perang, Hizbullah dan Sabilillah, yang nantinya menjadi inti Tentara Islam Indonesia di Jawa Barat.
Pada bulan Agustus 1945 menjelang berakhirnya kekuasaan Jepang di Indonesia, Kartosoewirjo yang disertai tentara Hizbullah berada di Jakarta. Dia juga telah mengetahui kekalahan Jepang dari sekutu, bahkan dia mempunyai rencana: kinilah saatnya rakyat Indonesia, khususnya umat Islam, merebut kemerdekaannya dari tangan penjajah. Sesungguhnya dia telah memproklamasikan kemerdekaan pada bulan Agustus 1945. Tetapi proklamasinya ditarik kembali sesudah ada pernyataan kemerdekaan oleh Soekarno dan Mohammad Hatta. Untuk sementara waktu dia tetap loyal kepada Republik dan menerima dasar "sekuler"-nya.
Namun sejak kemerdekaan RI diproklamasikan (17 Agustus 1945), kaum nasionalis sekulerlah yang memegang tampuk kekuasaan negara dan berusaha menerapkan prinsip-prinsip kenegaraan modern yang sekuler. Semenjak itu kalangan nasionalis Islam tersingkir secara sistematis dan hingga akhir 70-an kalangan Islam berada di luar negara. Dari sinilah dimulainya pertentangan serius antara kalangan Islam dan kaum nasionalis sekuler. Karena kaum nasionalis sekuler mulai secara efektif memegang kekuasaan negara, maka pertentangan ini untuk selanjutnya dapat disebut sebagai pertentangan antara Islam dan negara.
Situasi yang kacau akibat agresi militer kedua Belanda, apalagi dengan ditandatanganinya perjanjian Renville antara pemerintah Republik dengan Belanda. Di mana pada perjanjian tersebut berisi antara lain gencatan senjata dan pengakuan garis demarkasi van Mook. Sementara pemerintah RI harus mengakui kedaulatan Belanda atas Indonesia, maka menjadi pil pahit bagi Republik. Tempat-tempat penting yang strategis bagi pasukannya di daerah-daerah yang dikuasai pasukan Belanda harus dikosongkan, dan semua pasukan harus ditarik mundur --atau "kabur" dalam istilah orang-orang DI-- ke Jawa Tengah. Karena persetujuan ini, Tentara Republik resmi dalam Jawa Barat, Divisi Siliwangi, mematuhi ketentuan-ketentuannya. Soekarno menyebut "kaburnya" TNI ini dengan memakai istilah Islam, "hijrah". Dengan sebutan ini dia menipu jutaan rakyat Muslim. Namun berbeda dengan pasukan gerilyawan Hizbullah dan Sabilillah, bagian yang cukup besar dari kedua organisasi gerilya Jawa Barat, menolak untuk mematuhinya. Hizbullah dan Sabilillah lebih tahu apa makna "hijrah" itu.
Pada tahun 1949 Indonesia mengalami suatu perubahan politik besar-besaran. Pada saat Jawa Barat mengalami kekosongan kekuasaan, maka ketika itu terjadilah sebuah proklamasi Negara Islam di Nusantara, sebuah negeri al-Jumhuriyah Indonesia yang kelak kemudian dikenal sebagai ad-Daulatul Islamiyah atau Darul Islam atau Negara Islam Indonesia yang lebih dikenal oleh masyarakat sebagai DI/TII. DI/TII di dalam sejarah Indonesia sering disebut para pengamat yang fobi dengan Negara Islam sebagai "Islam muncul dalam wajah yang tegang." Bahkan, peristiwa ini dimanipulasi sebagai sebuah "pemberontakan". Kalaupun peristiwa ini disebut sebagai sebuah "pemberontakan", maka ia bukanlah sebuah pemberontakan biasa. Ia merupakan sebuah perjuangan suci anti-kezhaliman yang terbesar di dunia di awal abad ke-20 ini. "Pemberontakan" bersenjata yang sempat menguras habis logistik angkatan perang Republik Indonesia ini bukanlah pemberontakan kecil, bukan pula pemberontakan yang bersifat regional, bukan "pemberontakan" yang muncul karena sakit hati atau kekecewaan politik lainnya, melainkan karena sebuah "cita-cita", sebuah "mimpi" yang diilhami oleh ajaran-ajaran Islam yang lurus.
Akhirnya, perjuangan panjang Kartosoewirjo selama 13 tahun pupus setelah Kartosoewirjo sendiri tertangkap. Pengadilan Mahadper, 16 Agustur l962, menyatakan bahwa perjuangan suci Kartosoewirjo dalam menegakkan Negara Islam Indonesia itu adalah sebuah "pemberontakan". Hukuman mati kemudian diberikan kepada mujahid Kartosoewirjo.
Tentang kisah wafatnya Kartosoewirjo, ternyata Soekarno dan A.H. Nasution cukup menyadari bahwa Kartosoewirjo adalah tokoh besar yang bahkan jika wafat pun akan terus dirindukan umat. Maka mereka dengan segala konspirasinya, didukung Umar Wirahadikusuma, berusaha menyembunyikan rencana jahat mereka ketika mengeksekusi Imam Negara Islam ini.
Sekalipun jasad beliau telah tiada dan tidak diketahui di mana pusaranya berada karena alasan-alasan tertentu dari pemerintahan Soekarno, tapi jiwa dan perjuangannya akan tetap hidup sepanjang masa. Sejarah Indonesia telah mencatat walaupun dimanipulasi dan sekarang bertambah lagi dengan darah mujahid Asy-syahid S.M. Kartosoewirjo. Hari ini kami menghormatimu, besok kami bersamamu! Insya Allah. Itulah makna dari firman Allah: "Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah (bahwa mereka itu mati); bahkan sebenarnya mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya." (QS. 2:154).


Resensi Buku SM Kartosuwiryo
Sumber: Majalah PANJI MASYARAKAT, 29 September 1999, hal. 88.
Judul buku: Menelusuri Perjalanan Jihad S.M. KARTOSUWIRYO, oleh Irfan S.Awwas
Trilogi Kepemimpinan Islam, oleh Irfan S. Awwas

Kamis, 05 Mei 2011

Belajar dgn teknik mind mapping

Belajar Lebih Mudah
Dimengerti dengan Teknik
Mind Mapping
Vera Farah Bararah :
detikHealth
detikcom - Jakarta, Banyak
siswa gagal memahami materi
pelajarannya. Menurut para ahli
itu karena siswa tidak diajari
dulu cara belajarnya.
Seharusnya siswa diajari dulu
cara belajar sehingga bisa
paham pelajarannya.
Akibat tidak tahu cara belajar
yang benar, belajar kadang
menjadi beban buat sebagian
besar pelajar. Padahal nilai
bagus sangat dibutuhkan agar
siswa lulus ujian atau naik kelas.
Tapi dengan teknik Mind
Mapping, belajar bisa jadi sangat
efektif dan tepat sasaran. Teknik
Mind Mapping atau pemetaan
pikiran atau peta pikiran bisa
memudahkan pelajar untuk
memahami lebih jelas
pelajarannya.
Teknik Mind Mapping pertama
kali dipopuplerkan oleh seorang
psikolog bernama Dr. Tony
Buzzan pada tahun 1970 dan
mulai dikenal di Indonesia sejak
awal tahun 1990-an.
Teknik Mind Mapping ini
mengandalkan gambar dan
hubungan satu sama lain
dengan menggunakan gambar,
kata, angka, logika dan warna
menjadi suatu cara yang unik.
Prinsip Mind Mapping adalah
merangkum semua pelajaran
dengan cara belajar yang tidak
linier (atas ke bawah) tapi
bercabang. Dengan adanya
rangkuman maka memudahkan
orang untuk menghapal dan
mengerti.
Memulai belajar dengan Mind
Mapping, awalnya dengan
menentukan satu materi yang
akan dipelajari dengan
menggambar ditengah-tengah
halaman kosong.
Misalnya sedang belajar galaksi,
tulis kata galaksi di tengah-
tengah dari sini mulai dibikin
cabang-cabangnya. Cabang
pertama misalnya apa itu galaksi,
cabang kedua dimana itu
galaksi, cabang ketiga apa saja
yang termasuk galaksi.
Lalu dari cabang-cabang ini bisa
berkembang lagi cabang-cabang
lainnya di tiap cabang. Misalnya
cabang pertama apa itu galaksi
bertambah lagi cabangnya
menjadi seperti apa bentuk
galaksi. Begitu selanjutnya
dengan cabang-cabang lainnya.
Dengan adanya peta pemikiran
ini siswa jadi lebih mudah paham
alur ceritanya. Ketika ada ujian
dengan pertanyaan seperti apa
bentuk galaksi, dia akan ingat
letak cabang itu dimana.
Jadi materi pelajaran 20 halaman
misalnya bisa dirangkum dalam
satu halaman Mind Mapping.
Seberapa efektif belajar dengan
Mind Mapping?
"Mind Mapping merupakan
teknik belajar yang cukup
efektif, dan bagi orang dengan
gaya belajar visual maka mind
mapping ini akan menjadi sangat
membantu," ujar Vitriani
Sumarlis, MSi, Psi saat dihubungi
detikHealth, Selasa (12/4/2011).
Vitri menuturkan dengan Mind
Mapping umumnya informasi
yang kompleks akan diubah
menjadi lebih sederhana dalam
satu halaman saja, sehingga
proses berpikirnya menjadi lebih
sistematis.
Sementara itu bagi orang yang
memiliki gaya belajar non-visual,
Mind Mapping tetap bisa
berguna misalnya dengan
menggunakan bantuan auditori.
Vitri mencontohkan salah satu
muridnya yang lebih mudah
memahami suatu informasi
setelah diberikan Mind Mapping
dengan bantuan auditori atau
penjelasan dari gurunya.
"Mind Mapping ini juga sangat
membantu untuk anak yang
susah belajar," ujar Vitri yang
juga menjadi psikolog di SD
Pantara Jakarta.
Vitri mengungkapkan hal ini
karena Mind Mapping
membantu seseorang lebih
gampang belajar dengan cara
mengorganisir segala informasi
yang diterimanya menjadi lebih
ringkas, serta membuat
hubungan antara satu informasi
dengan informasi lainnya terlihat
lebih jelas.
Misalnya seseorang ingin
menjelaskan tentang makanan,
maka ia bisa menarik garis ke
samping untuk buah dan garis
lainnya untuk sayuran. Nantinya
sayuran dibagi lagi menjadi
sayuran berdaun hijau dan
sayuran tidak hijau.
Jadi kalau ada yang
menyebutkan kata apel, anggur,
kangkung atau bayam, maka
seseorang akan lebih mudah
mengkategorikannya dan
mengklasifikasikan semua kata-
kata tersebut secara umum
dalam makanan.
Teknik belajar Mind Mapping ini
bisa diajarkan sejak anak-anak
misalnya pada saat anak kelas
3-4 sekolah dasar, mulailah
diperkenalkan tapi dengan
bantuan dan bimbingan dari
guru karena anak belum
mampu membuatnya sendiri.
"Diharapkan nanti jika anak
memasuki kelas 4-5 sekolah
dasar anak sudah bisa membuat
Mapping sendiri meskipun masih
dalam bentuk sederhana,
karena inti dari Mind Mapping
ini adalah memberikan konsep
dan kerangka berpikir," ungkap
Vitri.
Dalam Mind Mapping satu
konsep yang umum atau besar
akan dikembangkan ke
turunannya yang lebih kecil, dan
bagi orang yang kreatif dapat
mewujudkannya menjadi suatu
bentuk visualisasi yang menarik
sehingga memudahkannya
untuk belajar.
Vitri menjelaskan visualisasi yang
terbentuk dari Mind Mapping ini
akan membuat imajinasi
seseorang menjadi lebih
terwujud atau imajiner yang
membuatnya lebih mudah
mengerti serta bisa merangsang
kemampuan kreativitas
seseorang.
Agar lebih menarik dan mudah
dimengerti sebaiknya seseorang
membuat Mind Mapping dari
suatu konsep dengan
menggunakan beberapa warna,
sehingga memudahkan ia untuk
mempelajari suatu hal dengan
melihat hubungan yang
terbentuk dari kata kunci warna
dan gambar yang ada.
"Meski
begitu
setiap
metode
belajar
ada
kelebihan dan kekurangannya.
Kalau materinya tentang konsep
maka Mind Mapping ini bagus,
tapi kalau bukan hal-hal yang
detail seperti hapalan angka-
angka atau peristiwa-peristiwa
sejarah maka Mind Mapping ini
tidak terlalu bagus," ujarnya.
Untuk itu jika memiliki masalah
dalam belajar atau sulit
memahami suatu konsep, tak
ada salahnya mencoba
melakukan mind mapping (peta
pikiran) sehingga informasi yang
terkait dengan konsep tersebut
lebih jelas terlihat dan
memudahkan proses
pemahaman.