Sabtu, 25 September 2010

MEMILIH dengan CINTA …………………

Allah Yang Maha Kuasa, dengan IradahNya diciptakan manusia dari satu jiwa, kemudian diciptakan pula pasangannya supaya bersemi ketenangan, kesenangan dan kedamaian. Allah melimpahkan sifat Ar-Rahman dan Ar-RahimNya ke lubuk jiwa manusia dengan perasaan cinta serta melimpahkan rasa kasih sayang sebagai landasan kebahagiaan.

APA SIH ITU CINTA..????....

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia cinta berarti sangat suka atau sangat sayang dalam konteks kecintaan kepada negara, sesama mahluk hidup, kepada orang tua, kepada anak atau kepada sanak saudara. Cinta berarti rindu dalam konteks kecintaan terhadap masa-masa yang pernah dilewati. Cinta berarti susah hati dalam konteks rasa kekhawatiran yang dalam jika ditinggalkan oleh orang-orang yang dikasihi. Cinta juga berarti sangat kasih dalam konteks ketertarikan hati antara laki-laki dan wanita.

Cinta pesonanya memang sungguh mengagumkan, menyenangkan, merindukan, tetapi juga mendatangkan kesedihan. Dunianya penuh dengan cita-cita dan langkah-langkah optimisme. Mimpi-mimpi yang datang selalu indah, hari-hari selalu terlewati dengan bersuka ria dan menyibukkan dalam diskusi-diskusi panjang menyusun rencana-rencana hari esok yang menjanjikan.
 
Cinta penuh kelembutan dan kemuliaan, didalamnya terkandung sifat-sifat saling menolong, saling mengasihi dan saling menghormati. Senandungnya merdu menghibur sekaligus menggoda, apabila di perdendangkan maka pikiran-pikiran yang kelam terusir oleh gambaran-gambaran yang penuh pelukan kehangatan dan senyum kebahagiaan. Munculah kenangan-kenangan lama, terlintas jelas bayang-bayang keanggunannya dan kesempurnaannya dikelopak mata, terbuai pada harapan-harapan akan kehadirannya yang menyenangkan. Ingatan mengembara kealam pengalaman-pengalaman indah yang tak pernah terlupakan dan seolah tak mungkin ditelan oleh waktu. Setiap hari tidak pernah bosan bersenandung atau mendengarkan bait-baitnya.

Cinta adalah untaian kata-kata mutiara, bila diungkapkan seluruh tubuh bergetar hebat, jantung berdetak lebih kencang, mata berbinar penuh kerinduan terhadap sambutan yang menggebu-gebu. Seluruh tubuh dibalut kecemasan, kondisi jiwa raga tulus dan rela berkorban dalam penantian. Sekalipun usia telah mendekati udzur namun tetap merasa berjiwa muda. Wajah-wajah yang berhias sendu mulai memudar diterpa oleh hembusan angin sorga yang mendatangkan harapan.

Cinta yang dilandasi gemerlapnya keduniawian hanya membuat kita merana dan terpedaya. Karena kita akan terpaku pada kemilaunya harta benda, kemolekan tubuh dan kecantikan wajah, ketampanan serta kegagahan belaka. Sadar atau tidak hal itu hanya akan membawa kita pada kegundahan, desahan-desahan nafas panjang penuh duka lara dan mengantarkan kita pada perilaku-perilaku yang bersifat rendahan. 

Siapa bilang mencintai duniawi akan bermanfaat? Cinta duniawi tujuannya hanya bersifat materialistis yang akan membuat kita bertindak melampaui batas, pribadi kita akan ternoda dengan kekurangan-kekurangan, kealpaan-kealpaan, kecurigaan-kecurigaan dan kekeliruan-kekeliruan, akibatnya hari-hari dipenuhi rasa ketidakpastian dan menghasilkan rasa penyesalan mendalam. Kata orang sih, “masih beruntung kamu cuma opname, ngga sampe mati karena over dosis”.

Cinta karena Sang Pencipta adalah keutamaan. Sebab setiap langkah kita akan dilandasi keimanan dan ketaqwaan yang kuat. Hal tersebut jelas akan membawa kita kepada kemuliaan, keagungan, kebarokahan, keselamatan serta ketaatan. Cinta kepada-Nya diwujudkan dengan berpegang dan melaksanakan syari’at-Nya, mengimani Rasul-Nya serta menjunjung tinggi agama-Nya.

Cinta yang berlandaskan kepada-Nya menumbuhkan kasih sayang yang dapat menghilangkan rasa saling benci-membenci diantara kita. Alangkah indahnya jika dalam kehidupan ini berjalan tanpa ada permusuhan yang mengakibatkan peperangan.

Wahai Sang Maha Cinta
Bimbinglah aku kepada cinta yang Engkau ridhoi
Cinta bagi orang-orang yang Engkau cintai
Bukanlah cinta orang-orang yang kau murkai

Cinta bermakna luas seluas ruang angkasa. Terkandang objektif namun biasanya justru selalu bersifat subjektif. Tergantung dari kondisi yang sedang merasakannya, cara memandangnya pun bisa berbeda-beda sesuai dengan kadar cintanya masing-nasing. Tetapi cinta yang sesungguhnya adalah Cinta Ilahi. Dengan mencintai-Nya mungkin tidak akan ada bencana yang bertubi-tubi dibebankan kepada kita. Barangkali seluruh kehendaknya adalah mendatangkan kenikmatan-kenikmatan yang akan sama-sama kita rasakan.  Hanya kepada-Nya lah cinta layak dipersembahkan. Sungguh tak ada satupun cinta didunia ini yang mampu memberikan kedamaian dan ketentraman, kecuali cinta kepada Allah Yang Maha Tunggal dan Maha Esa. 

Cinta Kepada-Nya mendatangkan kerinduan, keikhlasan dan kekhusukkan yang hakiki. Apabila cinta telah benar-benar hanya Untuk-Nya, kenikmatan dan kenyaman yang luar biasa akan kita peroleh baik dunia maupun akhirat. Adalah sebuah keharusan untuk mencintai-Nya, mendekatkan diri kepada-Nya, mensyukuri-Nya, mentaati-Nya dan berserah diri kepada-Nya.

Ar Rahman Ar Rahhim,
Mutlak sang penguasa cinta
Kepada Tahta-Nya cinta bermuara
Ar Rahman Ar Rahhim,
Sang Maha Tahu makna cinta
Bahwa cinta adalah cinta

Walaupun perasaan cinta dan kasih sayang merupakan fitrah dari Allah, tetapi kita perlu  sadar bahwa keabadian cinta itu tidak diperoleh sebagai satu anugerah tanpa diiringi dengan usaha yang sungguh-sungguh. Sikap hati-hati dalam menentukan pilihan untuk pasangan hidup merupakan ciri khas dari insan budiman. Sekiranya salah membuat pilihan, bearti sepanjang hayat menanggung penyesalan. Sikap memilih dan ingin dipilih adalah hak bagi setiap manusia. Tidak semua orang dapat memilih pasangan hidupnya sesuai dengan keinginannya Seperti orang yg sedang menunggu bis .
Sebuah bis datang, dan kita bilang, 
"Wah..terlalu penuh, sumpek, bakalan nggak bisa duduk nyaman neh! 
Aku tunggu bis berikutnya aja deh." 
Kemudian, bis berikutnya datang. 
Kita melihatnya dan berkata, 
"Aduh bisnya kurang asik nih, nggak bagus lagi.. nggak mau ah.." 

Bis selanjutnya datang, cool dan kita berminat, 
tapi seakan-akan dia tidak melihatmu dan lewat begitu saja. 

Bis keempat berhenti di depan kita. 
Bis itu kosong, cukup bagus, tapi kita bilang, 
"Nggak ada AC nih, bisa kepanasan aku". 
Maka kita membiarkan bis keempat itu pergi. 
 Waktu terus berlalu,  kita mulai sadar bahwa kita bisa terlambat pergi ke kantor. 
Ketika bis kelima datang,  kita sudah tak sabar,  kita langsung melompat masuk ke dalamnya. 
Setelah beberapa lama, kita akhirnya sadar kalau kita salah menaiki bis. 
Bis tersebut jurusannya bukan yang kita tuju! 
Dan kita baru sadar telah menyiakan waktu sekian lama. 

Sering kali seseorang menunggu orang yang benar-benar 'ideal'  untuk menjadi pasangan hidupnya.   Padahal tidak ada orang yang 100% memenuhi keidealan kita.  Dan kita pun sekali-kali tidak akan pernah bisa menjadi 100% sesuai keinginan dia. Tidak ada salahnya memiliki 'persyaratan' untuk 'calon',   tapi tidak ada salahnya juga memberi kesempatan kepada yang berhenti di depan kita. Tentunya dengan jurusan yang sama seperti yang kita tuju.   Apabila ternyata memang tidak cocok, apa boleh buat. tapi kita masih bisa berteriak 'Kiri' ! dan keluar dengan sopan.  Maka memberi kesempatan pada yang berhenti di depan kita,  semuanya bergantung pada keputusan kita.  Daripada kita harus jalan kaki sendiri menuju kantor,  dalam arti menjalani hidup ini tanpa kehadiran orang yang dikasihi. 

kalau kebetulan kita menemukan bis yang kosong,  kita sukai dan bisa kita percayai,  dan tentunya sejurusan dengan tujuan kita,  kita dapat berusaha sebisa kita untuk menghentikan bis tersebut di depan kita,  agar dia dapat memberi kesempatan kepada kita untuk masuk ke dalamnya.  Karena menemukan yang seperti itu  adalah suatu berkah yang sangat berharga dan sangat berarti.  Bagi kita sendiri, dan bagi dia.  Lalu bis seperti apa yang kamu tunggu? :-)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar