Senin, 19 Desember 2011

PERAN, FUNGSI, DAN JENIS KURIKULUM


A. Peran dan Fungsi Kurikulum
Pemaknaan terhadap istilah kurikulum sangat beragam, tergantung pada konteks apa kurikulum dimaknai. Terlepas dari konteks perbedaan istilah tersebut, pada hakikatnya kurikulum disusun atau dibuat dengan maksud memberikan pedoman dan arah yang tepat dalam proses pembelajaran guna mencapai tujuan pendidikan, baik tujuan secara global, nasional, regional maupun lokal. Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum. Oleh karena itu, kurikulum menempati peran utama dalam upaya mencapai tujuan pendidikan.
Sebagai salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan, Oemar Hamalik (dalam Sanjaya, 2008: 12) menyebutkan bahwa paling tidak kurikulum itu memiliki tiga peran, yaitu :
1. Peran Konservatif, yaitu peranan kurikulum untuk mewariskan, mentransmisikan, dan menafsirkan nilai-nilai sosial dan budaya masa lampau yang tetap eksis dalam masyarakat. Nilai-nilai tersebut tentu merupakan nilai-nilai positif dan bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik di masa yang akan datang. Sekolah sebagai pranata sosial harus dapat mempengaruhi dan membimbing tingkah laku peserta didik sesuai dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional.
2. Peran Kritis dan Evaluatif, yaitu peranan kurikulum untuk menilai dan memilih nilai-nilai sosial-budaya yang akan diwariskan kepada peserta didik dengan kriteria tertentu. Asumsinya adalah nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat akan selalu berubah dan berkembang. Perubahan dan perkembangan nilai-nilai tersebut belum tentu relevan dengan karakteristik budaya bangsa kita, yaitu bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang tidak relevan tentu harus dibuang dan diganti dengan nilai-nilai budaya baru yang positif dan bermanfaat. Disinilah peran kritis dan evaluatif kurikulum sangat diutamakan. Jangan sampai peserta didik terkontaminasi oleh nilai-nilai budaya asing yang bertentangan dengan Pancasila.
3. Peran Kreatif, yaitu peranan kurikulum unruk menciptakan dan menyusun kegiatan-kegiatan yang kreatif dan konstruktif sesuai dengan perkembangan peserta didik dan kebutuhan masyarakat. Kurikulum harus dapat mengembangkan semua potensi yang dimiliki peserta didik melalui berbagai kegiatandan pengalaman belajar yang kreatif, efektif, dan kondusif. Selain itu, kurikulum juga harus dapat merangsang pola berfikir dan pola bertindak peserta didik untuk menciptakan sesuatu yang baru sehingga bermanfaat bagi dirinya, keluarga, bangsa, dan negara.
Wina Sanjaya (2008:12) juga menegaskan bahwa “dalam proses pengembangan kurikulum ketiga peran tersebut harus berjalan seimbang. Sesuai dengan peran yang harus “dimainkan” fungsi kurikulum dalam proses pendidikan adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan”. Hal ini berarti bahwa sebagai alat pendidikan, kurikulum mamiliki bagian-bagian atau komponen-komponan penting yang saling berkaitan, berinteraksi dalam rangka dukungannya untuk mencapai tujuan pendidikan seperti tampak pada bagan dibawah ini yang diadaptasi dari B.S.M. Gatawa dalam bukunya The Politics of the School Curriculum: An Introduction. (1990: 11).





.



Maka dari itu, lanjut Wina Sanjaya (2008:12) bahwa “isi kurikulum harus sejalan dengan tujuan pendidikan itu sendiri”. Dilihat dari cakupan tujuannya menurut McNcil (dalam Sanjaya, 2008:12) isi kurikulum memiliki empat fungsi yaitu;
1. Fungsi pendidikan umum (common and general education)
Fungsi pendidikan umum (common and general education) yaitu fungsi kurikulum untuk memapersiapakan peserta didik agar mereka menjadi anggota masyarakat yang bertanggungjawab sebagai warga negara tyang baik dang bertanggu ngjwab makja dari itu kurikulum harus memberikan pengalaman belajar kepada setiap peserta didik agar mamapu mengintegralisasikan nilai-nilai dalam kehidupan, memahami hak dan kewajiban sebagai anggoota masyarakat dan mahluk sosial. Dengan demikain, fungdi kurikulum ini harus diikuti oleh setiap siswa pada jenjang level atu jenis pendidikan manapun.
2. Suplementasi (supplementation)
Setiap peserta didik memiliki perbedaan baik dari segi intelektualnya, mentalnya, fisik, bakat, minat sert apotensi yang mereka miliki, maka dari itu kurikulum sebagai alat pendidiakn seharus mampu mengakomodir itu semua sehingga mampu memberikan pelayanan kepada peserta didik berdasarkan perbedaaan yang mereka miliki dengan demikan setiap anak didik berkesempatan menambah kemampuan dan wawasan yang lebih baik sesuai dengan minat, bakart serta potensi yang dimilikinya, artinya semua peserta didik mendapatkan layanan yang optimal.
3. Eksplorasi (esploration)
Pada fungsi ini kurikulum harus dapat menemukan dan mengembangkan minat, bakat dan potensi siswa. Melalui fungsi ini diharapkan anak berkembang dan belajar tanpa danya paksaan. Namun demikian proses ekplorasi minat,bakat dan potensi siswa ini bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, sehingga pada banayak kasus anak menjadi korban pemaksaan orang tua hanya karena alasan-alasan tertentu yang tidak rasioanal, semestinya orang tua dalam hal ini mengarahkan anak yang sesuai dengan bakat, minat serta potensi yang dimilikinya.
4. Keahlian (specialization)
Kurikulum berfungsi mengembangkan kemampuan peserta didik yang sesuai dengan keahliannya berdasarkan minat, bakat serta potensi yang mereka miliki. Dengan demikian kurikulum harus memberikan pilihan berbagai bidang keahlian yang pada akhinya setiap peserta didik memiliki keterampilan-keterampilan sesuai dengan bidang spesialisasinya dalam hal ini hendaknya pengembangan kurikulum melibatkan para spesialis untuk menentukan kemampuan apa yang harus dimiliki oleh setiap siswa sesuai dengan bidang keahliannya
Dari keempat fungsi diatas, kurikulum berfungsi untuk setiap orang atau lembaga yang berhubungan baik langsung mapun tidak langsung dengan penyelenggaraan pendidikan. Untuk itu, fungsi kurikulum dapat ditinjau dalam berbagai perspektif, antara lain sebagai berikut.
1. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah
Bagi kepala sekolah kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk mengatur dan membimbing kegiatan sehari-hari di sekolah, baik kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, maupun kokurikuler.
2. Fungsi Kurikulum bagi Guru
Bagi guru kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Dalam praktik, guru merupakan ujung tombak pengembangan kurikulum sekaligus sebagai pelaksana kurikulum. Guru juga sebagai faktor kunci (key factor) dalam keberhasilan kurikulum. Bagaimanapun baiknya suatu kurikulum disusun, pada akhirnya akan sangat bergantung pada kemampuan guru di lapangan. Efektivitas suatu kurikulum tidak akan tercapai, jika guru tidak dapat memahami dan melaksankan kurikulum dengan baik sebagai pedoman dalam proses pembelajaran.
3. Fungsi Kurikulum bagi Siswa
Bagi siswa sendiri, kurikulum berfunsi sebagai pedoman belajar, melalui kurikulum siswa dapat memahami apa tujuan yang hendak di capai, isi atau bahan pelajaran apa yang harus dikuasai dan pengalaman belaajr apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujaun , ada enanm fungsi kurikulum untuk siswa menurut Alexsander Inglis (Dalam hamalik, 1990) yaitu;
a Fungsi penyesuaian (the adjustive or adaptive function) kurikulum diharapkan dapat mengantarkan siswa agar mampu menyesuaikan diri dalam kehidupan sosial masyarakat.
b Fungsi integrasi (the integrating function) agar kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa dapat berkembang secara utuh.
c Fungsi diferensiasi (the differenting function) diharapkan kurikulum dapat melayani peserta dengan segala perbedaan dan keunikan yang dimilikinya
d Fungsi persiapan (the propaedeutic function), pada fungsi ini kurikulum harus memberikan pengalaman belajar pada peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan untuk kehidupan di masyarakat.
e Fungsi pemilihan (the selective function), kurikulum harus memberikan kesempatan bagi setiap siswa untuk belajar sesuai dengan bakat, minat serta potensi yang dimilikinya
f Fungsi diagnostik (the diagnostic function) adalah untuk mengenal berbagai kelemahan dan kekuatan siswa.
4. Fungsi Kurikulum bagi Pengawas
Bagi para pengawas, fungsi kurikulum dapat dijadikan sebgai pedoman, patokan, atau ukuran dalam membimbing kegiatan guru di sekolah. Kurikulum juga dapat digunakan pengawas untuk menetapkan hal-hal apa saja yang memerlukan penyempurnaan atau perbaikan dalam usaha pengembangan kurikulum dan peningkatan mutu pendidikan.
5. Fungsi Kurikulum bagi Orangtua/Masyarakat
Bagi masyarakat, kurikulum dapat memberikan pencerahan dan perluasan wawasan pengetahuan dalam berbagai bidang kehidupan. Melalui kurikulum, masyarakat dapat mengetahui apakah pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang dibutuhkannya relevan atau tidak dengan kurikulum sekolah. Orangtua juga perlu memahami kurikulum dengan baik, sehingga dapat dijadikan bahan untuk memberikan bantuan, bimbingan, dan fasilitas lainnya agar anak mencapai hasil belajar yang lebih optimal.
6. Fungsi Kurikulum bagi Setiap Jenjang Pendidikan
a. Fungsi kesinambungan, yaitu sekolah pada tingkat yang lebih atas harus mengetahui dan memahami kurikulum sekolah yang ada dibawahnya, sehingga dapat dilakukan penyesuaian kurikulum.
b. Fungsi penyiapan tenaga kerja, yaitu apabila sekolah tertentu diberi wewenang mempersiapkan tenaga-tenaga terampil, maka sekolah sekolah tersebut perlu mempelajari apa yang diperlukan oleh tenaga terampil, baik mengenai kemampuan akademik, kecakapan atau keterampilan, kepribadian maupun hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sosial.
7. Fungsi Kurikulum bagi Pemakai Lulusan
Biasanya pemakai lulusan (instansi/perusahaan) selalu melakukan seleksi yang ketat dalam penerimaan calon tenaga kerja. Studi kurikulum akan banyak membantu pemakai lulusan dalam menyeleksi calon tenaga kerja yang andal, energik, disiplin, bertanggung jawab, jujur, ulet, tepat, dan berkualitas. Seleksi dalam bentuk apapun tidak akan membawa arti apa-apa jika instansi/perusahaan tidak mempelajari terlebih dahulu kurikulum yang telah ditempuh oleh para calon tenaga kerja. Bagaimanapun, kadar pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang dimiliki calon tenaga kerja merupakan produk dari kurikulum yang ditempuhnya.
B. Jenis-Jenis Kurikulum
Beragamnya pandangan yang mendasari pengembangan kurikulum memunculkan terjadinya keragaman dalam mengorgansiasikan kurikulum. Berikut ini beberapa jenis kurikulum yang ditinjau dari beberapa aspek.
1. Ditinjau dari konsep dan pelaksanaannya, kita mengenal beberapa istilah kurikulum sebagai berikut:
a Kurikulum ideal, yaitu kurikulum yang berisi sesuatu yang ideal, sesuatu yang dicita-citakan sebagaimana yang tertuang di dalam dokumen kurikulum
b Kurikulum aktual, yaitu kegiatan-kegiatan nyata yang dilakukan dalam proses pembelajaran atau yang menjadi kenyataan dari kurikulum yang direncanakan, sebagaimana dimuat dalam dokumen kurikulum. Kurikulum aktual ini seyogianya sama dengan kurikulum ideal, atau sekurang-kurangnya mendekati kurikulum ideal, meskipun tak mungkin sama dalam kenyataannya.
c Kurikulum tersembunyi (hidden curriculum), yaitu segala sesuatu yang mempengaruhi peserta didik secara positif ketika mempelajari sesuatu. Pengaruh itu mungkin dari pribadi guru, peserta didik itu sendiri, suasana pembelajaran, dan sebagainya. Kurikulum tersembunyi ini terjadi ketika berlangsungnya kurikulum ideal atau kurikulum aktual. Kurikulum tersembunyi ini sangat kompleks, sukar diketahui, dan dinilai.
2. Berdasarkan struktur dan materi mata pelajaran yang diajarkan, kurikulum dapat dibedakan menjadi:
a Kurikulum terpisah-pisah (separated curriculum), kurikulum yang mata pelajarannya dirancang untuk diberikan secara terpisah-pisah. Misalnya, mata pelajaran sejarah diberikan terpisah dengan mata pelajaran geografi, dan seterusnya.
b Kurikulum terkorelasi (corelated curriculum), kurikulum yang bahan ajarnya dirancang dan disajikan secara terkorelasi dengan bahan ajar yang lain. Korelasi diadakan sebagai upaya untuk mengurangi kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisahan mata pelajaran. Prosedur yang ditempuh ialah menyampaikan pokok-pokok bahasan yang saling berhubungan guna memudahkan siswa memahami pelajaran tersebut.
c Kurikulum terpadu (integrated curriculum), kurikulum yang bahan ajarnya diberikan secara terpadu. Integrated curriculum meniadakan batas-batas antara berbagai¬-bagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan. Yang penting bukan hanya bentuk kurikulum ini, akan tetapi juga tujuannya. Dengan kebulatan bahan pelajaran diharapkan dapat membentuk anak-anak menjadi pribadi yang inte¬grated, yakni manusia yang sesuai atau selaras hidupnya dengan sekitarnya. Orang yang "integrated" hidup dan harmoni dengan lingkungannya. Kelakuannya harmonis dan ia tidak senantiasa ter¬bentur pada situasi-situasi yang dihadapinya dalam hidupnya. Apa yang diajarkan sekolah disesuaikan dengan kehidupan anak di luar sekolah. Pelajaran membantu anak dalam menghadapi masalah¬-masalah kehidupan di luar sekolah..
3. Berdasarkan pengembangnya dan penggunaannya, kurikulum dapat dibedakan menjadi:
a Kurikulum nasional (national curriculum), yakni kurikulum yang disusun oleh tim pengembang tingkat nasional dan digunakan secara nasional.
b Kurikulum negara bagian (state curriculum), yakni kurikulum yang disusun oleh masing-masing negara bagian, misalnya di masing-masing negara bagian di Amerika Serikat.
c Kurikulum sekolah (school curriculum), yakni kurikulum yang disusun oleh satuan pendidikan sekolah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum sekolah. Kurikulum sekolah lahir dari keinginan untuk melakukan diferensiasi dalam kurikulum.
Sumber Rujukan:
Arifin, Zainal.(2010). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Gatawa, B. S. M. (1990). The Politics of the School Curriculum: An Introduction. Harare: Jongwe Press.
Sanjaya, Wina.(2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
__________.(2007). Kajian Kurikulum dan Pembalajaran. Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI.
Suryosubroto, B.(2005). Tatalaksana Kurikulum. Jakarta : Rineka Cipta.

Penginapan Murah di Bandung


Data Penginapan dan Hotel Murah Bandung


1. Hotel Utari di Jl. ir. H. Juanda No. 50 telp 022-4206810
2. Cherry Home Residence murah dan bersih, no telp.nya 022-202 1628, di daerah pasteur....
3. Caryota hotel di daerah sukajadi, tepatnya seberang MOOIII outlet dan sederetan Tomodachi...tempatnya enak, bersih, lumayan minimalis cozy ratenya 175 rb up to 300 rb
4. Bapelkes, Jl.Pasteur, tepat di depan RSHS. Tarifnya kalau nggak salah Rp 75rb/malam/kamar. Kamarnya macam-macam, ada yang sekamar 2 ranjang single sampai 6 ranjang tapi tarifnya sama aja, ada kamar mandi di dalam. Kalau nggak dipakai pelatihan, biasanya selalu ada kamar kosong pas weekend. Setau saya, nggak bisa pesan via telp, jadi harus datang langsung.
5. Permata bidakara, lumayan bersih n murah, kamarnya pun besar (booking via travel agent)
6. Wisma Telkom (Jl. Geger Kalong, 100m dr Enhai)
Disitu cuma 150 rb/malam/kamar (1 kamar ada 3 single bed & K.mandi) tempatnya bersih, walaupun ga ada ac, air panas & tv. krn kl aku k bandung, hotel itu cm
buat tidur aja (kan bnyk jalan2 keluarnya...) Udah gitu strategis bgt, ke Jl.
setiabudi cm 5 mnt, ke rmh strawberry /Fame jg deket. Wisma Telkom itu tmpt pelatihan murid2 STT telkom, tp jarang dipake. Kalo lg ga ada training, memang disewakan buat tamu hotel. Telp aja dulu ke 022-2014508 ext. 2715 / 0813-20450465 (Bp. Nurjana)
7. Marala - Pelajar Pejuang 45/114-116
Telp: (022) 7307946
Weekday Std Rp 225,000, Deluxe Rp 300,000
Weekend Std Rp 250,000, Deluxe Rp 300,000
8. Narpati - Pelajar Pejuang 33-35
Telp: (022) 7303376
Weekday Std Rp 165,000, Sup Rp 210,000
Weekend Std Rp 170,000, Sup Rp 225,000
9. Nyland - Cijagra 76-78 –
Telp. (022) 7317388
Std Rp 186,000
10.Rinjani - Pelajar Pejuang 45-92A –
Telp: (022) 7305339
Non AC Rp 100,000, AC Rp 130,000
11. Sepuluh - Pelajar Pejuang 45/89 Telp: (022) 7303097
12. Buah Batu 81B Telp: (022) 7306153
AC Rp 165,000, Family Rp 185,000
13. Lingga - Soekarno Hatta 464 Telp: (022) 7562981
Rp 225,000 (2org) / Rp295,000 (3org) / Rp330,000 (4org)
14. Hotel Karmila No. tlp 022-4206175
15. Bukit Dago Hotel - 022 2504244
Weekend std = Rp121.000 net (u/ b2)
Weekend Superior A = Rp219.000 (u/b4)
Weekend Superior B = Rp165.000
16. Hotel tel samudra di cihampelas 155rb/malem. .kamarnya bersih & kamar mandinya jg bersih (sayang ga ada air panas) pelayanan & fasilitasnya jg oke untuk hotel melati.
17. Puri Tomat di Dago (seberangnya hotel jayakarta) jg oke.
Jl. Ir. H. Juanda 420, Bandung Telp. (022) 2501746
Harga variatif, ada yg 145rb jg. kamar & kamar mandinya bersih. Dapet welcome drink juice tomat dan breakfast.
Di puri tomat juga ada kamar yang harganya 70rb-an tapi not recommended lah! Jauh bgt kualitasnya sama yg harganya 100an.
18. Wisma Gandapura Jl. Laks L RE Martadinata 120 (jl Riau) Telp. 022-7231200
Tempatnya di seberang taman pramuka , kamarnya bersih dan murah. Dari ini mau ke primarasa, bawean, ke outlet sepanjang riau
19. Hotel Mutiara
Kamar
Akomodasi unit dilengkapi dengan kamar mandi pribadi dengan air panas dan dingin, TV dengan saluran lokal dan satelit, lemari es dan kopi-dan fasilitas pembuat teh. Ia memiliki semua kebutuhan dasar untuk menjamin tetap menyenangkan dan nyaman.
Restoran
Menawan Mutiara's Tiara Cafe tersedia untuk menjawab panggilan 24 / 7. Nikmati beragam Continental, Eropa dan masakan Indonesia.
Rate Rp. 289.489,-
Jl. Kebon Kawung No. 60-62 Bandung 40171
Telp. +62 22 4200333
Email. info@mutiarahotel.com
20. Hotel Trio
Trio Hotel terletak di Bandung menjadikannya salah satu hotel terbaik untuk tinggal sementara di kota. Dengan kenyamanan para tamu, masing-masing dari 100 kamar di hotel ini dirancang dengan baik dan lengkap untuk memenuhi tuntutan wisatawan perusahaan dan liburan mencari akomodasi yang unik di Bandung. Dalam kamar fasilitas termasuk penyejuk udara, meja, televisi, shower, balkon / teras, satelit / fasilitas TV.The kabel dan layanan yang ditawarkan di akomodasi Bandung termasuk layanan kamar 24 jam, bar / pub, layanan laundry / dry cleaning, fasilitas rapat, restoran. Hotel ini menawarkan kolam renang, taman untuk memberikan kenikmatan ekstra dan relaksasi untuk semua tamu. Hotel ini menciptakan keseimbangan budaya yang kaya dan kenyamanan modern untuk memastikan Anda tinggal yang tak terlupakan.
Rate Rp. 303,403,-
Jl. Gardujati No. 55-61 Bandung 40181
Telp. +62 22 4203779
Check in dari 14:00, Check out sebelum 11:00
21. Hotel The Cipaku Garden
Cipaku Garden Hotel terletak di Bandung membuatnya menjadi salah satu hotel terbaik untuk tinggal di sementara di kota. Semua kamar 87 di hotel memiliki semua fasilitas modern tamu 'harapkan dari hotel kelas ini. Setiap kamar memiliki televisi, shower, satelit / TV kabel, air kemasan gratis. Para tamu dapat pengalaman standar tinggi kenyamanan saat menginap di hotel mewah ini Bandung dengan segala yang mereka butuhkan kanan pada situs seperti 24 jam layanan kamar, kedai kopi, layanan laundry / dry cleaning, fasilitas rapat, restoran, layanan kamar, kotak penyimpanan aman, concierge. Tamu hotel bisa pengalaman di tempat rekreasi terbaru dan fasilitas olahraga seperti kolam renang indoor, kolam renang (anak), kolam renang, taman. Hotel ini menyediakan layanan hangat dan ramah standar internasional. Untuk melanjutkan pesanan Anda di Garden Hotel Cipaku, cukup pilih tanggal perjalanan Anda dan mengisi formulir pesanan aman online kami.
Rate Rp. 267,054,-
Jl.Cipaku II/2 Bandung 40143
Telp. +62 22 2010221
Email. reservation@cipakugardenhotel.com
Check in dari 14:00, Check out sebelum 11:00

Read more: http://bandung.blogspot.com/2008/10/penginapan-murah-di-bandung.html#ixzz1h2vXEyDE

Minggu, 18 Desember 2011

Perkembanngan Kurikulum di Indonesia (1947-2006)

Awal kurikulum terbentuk pada tahun 1947, yang diberi nama Rentjana Pembelajaran 1947. Kurikulum ini pada saat itu meneruskan kurikulum yang sudah digunakan oleh Belanda karena pada saat itu masih dalam psoses perjuangan merebut kemerdekaan. Yang menjadi ciri utama kurikulum ini adalah lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain.

Setelah rentjana pembelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum Indonesia mengalami penyempurnaan. Dengan berganti nama menjadi Rentjana Pelajaran Terurai 1952. Yang menjadi ciri dalam kurikulum ini adalah setiap pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964 pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum pendidikan di Indonesia. Kali ini diberi nama dengan Rentjana pendidikan 1964. yang menjadi ciri dari kurikulum ini pembelajaran dipusatkan pada program pancawardhana yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional, kerigelan dan jasmani.

Kurikulum 1968 merupakan pemabaharuan dari kurikulum 1964. Yaitu perubahan struktur pendiddikan dari pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Pemabelajaran diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan serta pengembangan fisik yang sehat dan kuat

kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1968 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. Metode materi dirinci pada Prosedur Pengembangan Sistem Instruksi (PPSI). Menurut Mudjito (dalam Dwitagama: 2008) Zaman ini dikenal dengan istilah satuan pelajaran yaitu pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan intruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi.

Kurikulum 1984 mengusung proses skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan itu penting. Kurikulum ini juga sering disebut dengan kurikulum 1975 yang disempurnakan. Posisi siswa ditempatkan sebgai subyek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan,hingga melaporkan. Model ini disebut dengan model Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).

Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya. “Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984, antara pendekatan proses,” kata Mudjito menjelaskan (dalam Dwitagama: 2008).

Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak.

Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya sebagai berikut:

Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem catur wulan.
Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi).
Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.
Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam mengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban) dan penyelidikan.
Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
Pengajaran dari hal yang konkrit ke ha yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit dan dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks.
Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman.
Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan, terutama sebagai akibat dari kecenderungan kepada pendekatan penguasaan materi (content oriented), di antaranya sebagai berikut:

Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/ substansi setiap mata pelajaran.
Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari.
Permasalahan di atas saat berlangsungnya pelaksanaan kurikulum 1994. Hal ini mendorong para pembuat kebijakan untuk menyempurnakan kurikulum tersebut. Salah satu upaya penyempurnaan itu diberlakukannya suplemen kurikulum 1994. Penyempurnaan tersebut dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip penyempurnaan kurikulum, yaitu:

Penyempurnaan kurikulum secara terus menerus sebagai upaya menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan kebutuhan masyarakat.
Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan proporsi yang tepat antara tujuan yang ingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa, dan keadaan lingkungan serta sarana pendukungnya.
Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk memperoleh kebenaran substansi materi pelajaran dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.
Penyempurnaan kurikulum mempertimbangkan brbagai aspek terkait, seperti tujuan materi pembelajaran, evaluasi dan sarana-prasarana termasuk buku pelajaran.
Penyempurnaan kurikulum tidak mempersulit guru dalam mengimplementasikannya dan tetap dapat menggunakan buku pelajaran dan sarana prasarana pendidikan lainnya yang tersedia di sekolah.
Penyempurnaan kurikulum 1994 di pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan bertahap, yaitu tahap penyempurnaan jangka pendek dan penyempurnaan jangka panjang.

Implementasi pendidikan di sekolah mengacu pada seperangkat kurikulum. Salah satu bentuk invovasi yang dikembangkan pemerintah guna meningkatkan mutu pendidikan adalah melakukan inovasi di bidang kurikulum. Kurikulum 1994 disempurnakan lagi sebagai respon terhadap perubahan struktural dalam pemerintahan dari sentralistik menjadi disentralistik sebagai konsekuensi logis dilaksanakannya UU No. 22 dan 25 tentang otonomi daerah.

Pada era ini kurikulum yang dikembangkan diberi nama Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). KBK adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah (Depdiknas, 2002). Kurikulum ini menitik beratkan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap serangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan penuh tanggungjawab.

Adapun karakteristik KBK menurut Depdiknas (2002) adalah sebagai berikut:

Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupu klasikal.
Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
Kurikulum ini dikatakan sebagai perbaikan dari KBK yang diberi nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP ini merupakan bentuk implementasi dari UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu: (1)standar isi, (2)standar proses, (3)standar kompetensi lulusan, (4)standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5)standar sarana dan prasarana, (6)standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan (7)standar penilaian pendidikan.

Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu, maka dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pemerintah telah menggiring pelaku pendidikan untuk mengimplementasikan kurikulum dalam bentuk kurikulum tingkat satuan pendidikan, yaitu kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di setiap satuan pendidikan.

Secara substansial, pemberlakuan (baca: penamaan) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) lebih kepada mengimplementasikan regulasi yang ada, yaitu PP No. 19/2005. Akan tetapi, esensi isi dan arah pengembangan pembelajaran tetap masih bercirikan tercapainya paket-paket kompetensi (dan bukan pada tuntas tidaknya sebuah subject matter), yaitu:

Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.
Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
Terdapat perbedaan mendasar dibandingkan dengan KBK tahun 2004 dengan KBK tahun 2006 (versi KTSP), bahwa sekolah diberi kewenangan penuh dalam menyusun rencana pendidikannya dengan mengacu pada standar-standar yang ditetapkan, mulai dari tujuan, visi-misi, struktur dan muatan kurikulum, beban belajar, kalender pendidikan hingga pengembangan silabusnya
komentar
Kurikulum adalah sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajarai oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan (Hamalik, 2003: 16). Menurut nasution (1999: 5) kurikulum adalah segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar apakah dalam ruangan kelas, dihalaman sekolahataupun diluar sekolah termsuk kurikulum.

Menurut hemat saya dari setiap perubahan kurikulum pendidikan telah menunjukkan perbaikan dari kurikulum-kurikulum sebelumnya. Namun hal itu tidak dibarengi dengan kemajuan kompetensi siswa yang dimiliki. Hal ini terbukti dari posisi negara kita dalam tingkat kemajuan pendidikan masih kalah jauh dengan negara tetangga yang notabene secara geografis negara kita lebih luas. Logikanya semakin luas, jumlah pendudukpun semakin banyak, otomatis bannyak bakat-bakat yang terdapat dalam setiap individu-individu bangsa Indonesia. Menurut Okta (2007), Secara peringkat. Berdasarkan dalam laporan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk bidang pendidikan, United Nation Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), yang dirilis pada Kamis (29/11/07) menunjukkan, peringkat Indonesia dalam hal pendidikan turun dari 58 menjadi 62 di antara 130 negara di dunia. Mau tidak mau, itu menggambarkan bahwa kualitas pendidikan kita pun semakin dipertanyakan. Sebab, tingkat pendidikan Indonesia kian melorot.

Jika melihat fakta ini sungguh ironis, tidak sebanding dengan fakta atas perubahan-perubahan yang sudah dilakukan sebanyak 7 kali yaitu pada tahun 1947, 1952, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006. Menurut (dari di internet) negeri kita hanya mampu menjadi bangsa “panjual” tenaga kerja murah di negeri orang. Dari pendapt di atas dapat disimpulkan betapa gagalnya dunia pendidikan di negara kita ini yang telah gagal dalam melahirkan tenaga-tenga yang berkualitas yang mampu bersaing dalam dunia kerja, walaupun kurikulum telah mengalami perubahan sebanyak 7 kali, atau bisa disebut berkali-kali.

Hal ini juga diungkapkan oleh Prof. Aleks Maryunus guru besar Universitas Negeri Padang menyebutkan bahwa “selama ini sibuk mengurusi dan membenahi dokumen tetulisnya saja”. Menurutnya perubahan kurikulum di negara kita lebih menitikberatkan pada perubahan konsep tertulisnya saja (berupa buku-bukupelajran dan silabus saja) tanpa mau memperbaiki proses pelaksanaannya di tingkat sekolah. Sedangkan proses dan hasilnya tak pernah mampu dijawab oleh kurikulum pendidikan kita.

Kurikulum kita 7 kali telah mengalami pergantian. Faktor-faktor apa saja yang menyababkan perubahan itu. Jika diamati perubahan kurikulum dari tahun 1947 hingga 2006 yang menjadi faktor atas perubahan itu diantaranya: (1) menyesuaikan dengan perkembangan jaman, hal ini dapat kita lihat awal perubahan kurikulum dari rentJana pelajaran 1947 menjadi renjtana pelajaran terurai 1952. Awalya hanya mengikuti atau meneruskan kurikulum yang ada kemudian dikembangkan lagi dengan lebih menfokuskan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. (2) kepentingan politis semata, hal ini sangat jelas terekam dalam perubahan kurikulum 2004 (KBK) menjadi kurklum 2006 (KTSP). Secara matematis masa aktif kurikulum 2004 sebelum diubah menjadi kurikulum 2006 hanya bertahan selama 2 tahun. Hal ini tidak sesuai dengan perkembangan sebelum-sebelumnya. Dalam kurun waktu yang singkat ini, kita tidak bisa membuktikan baik tidaknya sebuah kerikulum. Hal senada juga diungkapkan oleh Bagus (2008), menyebutkan bahwa lahirnya kurikulum 1968 hanya bersifat politis saja, yaitu mengganti Rencana pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama.

Hal senada juga diungkapkan oleh Hamalik (2003: 19) menyebutkan bahwa dalam perubahan kurikulum dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:

Tujuan filsafat pendidikan nasional yang dijadikan yang dijadikan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan institusional yang pada gilirannya menjadi landasan merumuskan tujuan kurikulum suatu satuan pendidikan.
Sosial budaya yang berlaku dalam kehidupan masyarakat
Keadaan lingkungan (interpersonal, kultural, biokologi, geokologi).
Kebutuhan pembangunan POLISOSBUDHANKAM
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan sistem nilai dan kemanusiaan serta budaya bangsa.
Menurut, S. Nasution (dalam Jumari (2007) menyebutkan bahwa perubahan kurikulum mengikuti dua prosedur, yaitu Administrative approach dan grass roots approach. Administrative approach, yaitu suatu perubahan atau pembaharuan yang direncanakan oleh pihak atasan untuk kemudian diturunkan kepada instansi-instansi bawahan sampai kepada guru-guru, jadi from the top down, dari atas ke bawah, atas inisiatif para administrator. Yang kedua, grass roots approach, yaitu yang dimulai dari akar, from the bottom up, dari bawah ke atas, yakni dari pihak guru atau sekolah secara individual dengan harapan agar meluas ke sekolah-sekolah lain.

Kurikulum yang terbaru adalah kurikulum 2006 KTSP yang merupakan perkembangan dari kurikulum 2004 KBK. Kurikulum 2006 yang digunakan pada saat ini merupakan kurikulum yang memberikan otonomi kepada sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan yang puncaknya tugas itu akan diemban oleh masing masing pengampu mata pelajaran yaitu guru. Sehingga seorang guru disini menurut Okvina (2009) benar-benar digerakkan menjadi manusia yang professional yang menuntuk kereatifitasan seorang guru. Kurikulum yang kita pakai sekarang ini masih banyak kekurangan di samping kelebihan yang ada. Kekurangannya tidak lain adalah (1) kurangnya sumber manusia yang potensial dalam menjabarkan KTSP dengan kata lin masih rendahnya kualitas seorang guru, karena dalam KTSP seorang guru dituntut untuk lebihh kreatif dalam menjalankan pendidikan. (2) kurangnya sarana dan prasarana yang dimillki oleh sekolah.

Kesimpulan

Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa perubahan kerikulum dari tahun ketahun menunjukkan kemajuan yang cukup baik jika diihat dari kontektual. Namun hal itu tidak seiring dengan kenyataan di lapangan. Keadaan pendidikan mulai saat perubahan kurikulum pertama kali hingga saat ini, kalau boleh saya bilang kurikulumm Indonesia masih berjalan di Tempat artinya tidak berkembang hal bisa dibuktikan dengan data yang menunjukkan pperingkat Indonesia masih berada pada No 62 dari 130 negara yang ada. Hal ini merupakan PR bagi pemerintah bagaimana langkah yang harus dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Nasution. 1999. Asas – asas kurikulum. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Jumari, kang. 2007. http:// kangjumari.blogspot.com/27/12/kurikulum-di-indoonesia-pembahuruan.html. rabu. 8 januari 2009.

Dwitagama, dedi. 2007. //kesadaransejarah.blogspot.com./2007/11/kurikulum-pendidikan-kita. Html. Rabu januari 2009.

Bagus, andi. 2008. //andibagus.blogspot.com/2008/03/kurikulumm –pendidikan-di-indonesia.html. 8 januari 2009.

Minggu, 11 Desember 2011

Take me to your heart


Hiding from the rain and snow
Trying to forget but I won’t let go
Looking at a crowded street
Listening to my own heart beat
So many people all around the world
Tell me where do I find someone like you girl
[Chorus]
Take me to your heart take me to your soul
Give me your hand before I’m old
Show me what love is – haven’t got a clue
Show me that wonders can be true
They say nothing lasts forever
We’re only here today
Love is now or never
Bring me far away
Take me to your heart take me to your soul
Give me your hand and hold me
Show me what love is – be my guiding star
It’s easy take me to your heart
Standing on a mountain high
Looking at the moon through a clear blue sky
I should go and see some friends
But they don’t really comprehend
Don’t need too much talking without saying anything
All I need is someone who makes me wanna sing
[Chorus]